Apakah Tuhan di Perjanjian Lama Berbeda dengan Tuhan dalam Perjanjian Baru?

4 12 2009

Mari Belajar Menjawab Mereka 5

Pertanyaan diatas mungkin pernah muncul, ketika kita membaca Alkitab Perjanjian Lama dan membandingkannya dengan Perjanjian Baru. Mengapa Tuhan dalam Perjanjian Lama terasa Tuhan yang penuh amarah sedangkan Tuhan dalam Perjanjian Baru begitu penuh kasih?. Disisi lain seringkali kita menjumpai saudara-saudara kita terkasih muslim “bertanya” dengan mengutip ayat-ayat dari Perjanjian Lama untuk untuk menunjukan bahwa Alkitab memiliki ayat yang “menyetujui” kekerasan, pornografi, poligami, perang, perbudakan, pembunuhan, bahkan genosida. Bagaimana menjawab hal ini? Saya melihat kedua masalah dari kedua pihak yang berbeda ini memiliki akar yang sama.

Hal fundamental yang selalu dilupakan adalah membaca Alkitab tanpa melihat konteks atau latar belakang kitab itu ditulis. Main comot ayat lalu disodorkan mentah-mentah telanjang bulat lantas membuat interpretasi berdasarkan pikirannya sendiri, ini yang bukan hanya berbahaya buat orang lain, tapi tanpa sadar sudah mulai bunuh diri pelan-pelan. Yang paling sering terjadi adalah kitab Kidung Agung dicomot dan menyodorkannya sembari mengatakan “tuh Alkitabmu buku porno”. Betapa naifnya kita yang lahir dan dibesarkan dilingkungan kebaya yang tembus pandang sambil menonton baywatch lantas mengatakan “tuh kitabmu porno” tanpa mau mencoba memahami latar belakang budaya yang berbeda jarak ribuan kilometer dan waktu sampai 3 milenia. Salah satu kejadian lain, pernah terjadi diblog ini juga, seorang muslim main comot Yehezkiel 23 sambil mem-bold semua kata-kata yang vulgar, tanpa mau membaca ayat-ayat akhir (pun masih dalam kutipan yang sama!) yang mengutuk semua tindakan perzinahan itu. Banyak contoh lain yang kita temui, yang sebenarnya sudah memiliki penjelasan didepan mata kalau saja memang berniat mencari kebenaran bukan pembenaran untuk menjatuhkan pihak lain.

Alkitab adalah wahyu progresif Tuhan melalui berbagai kejadian sejarah dan hubunganNya dengan manusia, tapi perlu diingat, Alkitab bukanlah ensiklopedia yang memuat semua blueprint untuk membuat utopia. Alangkah konyolnya jika ada orang mengambil sebuah puisi tentang perang dari 3500 th lalu, lantas membuatnya sebagai fakta persetujuan ilahi tentang pembantaian. Yang perlu kita garisbawahi, Alkitab mencatat hal ini bukan berarti menyetujuinya. Alkitab juga mencatat hukuman Tuhan dan akibat yang terjadi dari berbagai tindakan keji yang dilakukan umatnya tersebut.

Konteks atau latar belakang yang dimaksud diatas adalah, kebanyakan kitab-kitab dalam Perjanjian Lama memaparkan perjalanan awal sebuah bangsa muda (Israel) pada level nasional, bukan pada level individual. Segala ancaman, gangguan terhadap sebuah bangsa muda dicatat didalamnya, dan hal ini termasuk perang, pembunuhan, poligami, genosida, perbudakan dan lain-lain. Tapi kenapa hanya hal itu yang disorot oleh saudara-saudara kita muslim? Dijadikan “fakta” seakan-akan Alkitab menyetujui hal-hal mengerikan tersebut? Kenapa bukan hukuman atau akibat bagi mereka yang melakukan kekejian itu yang dicomot? Ataukah wahyu tentang MESIAS di Perjanjian Lama kalah seru dibanding “Alkitab menyetujui poligami”? Kita biarkan pertanyaan-pertanyaan itu kepada mereka yang mencari pembenaran, bukan kebenaran.

Alasan pertama mengapa Tuhan di Perjanjian Lama terasa begitu keras adalah hukum dalam Perjanjian Lama mendemonstrasikan tuntutan kekudusan dan kesempurnaan manusia jika ingin layak dihadapan Allah. Tentu saja standar yang tidak mungkin dicapai manusia. Maka, singkat kata, “misteri” itu terbuka oleh Kasih KaruniaNya, yaitu dengan menebus sendiri dosa-dosa hambaNya. Alasan kedua, masa pada waktu Perjanjian Lama adalah masa yang sangat sulit bagi bangsa Israel, dimana begitu banyak musuh yang ingin menghapus bangsa ini dari muka bumi, yang tidak hanya sporadis, tapi juga sistematis konstan ingin menghancurkan nubuatan kedatangan Sang Mesias. Maka Tuhan menurunkan hukum-hukum yang pada waktu itu, konsisten dengan kultur yang ada, untuk menyakinkan kelangsungan hidup bangsa Israel, untuk mempertahankan tatanan sosial yang baru terbentuk. Berbeda dengan konteks Perjanjian Baru, dimana bangsa itu sudah lahir, besar, bahkan sedang dalam masa penjajahan Romawi, maka isinya banyak berbicara pada level individual dan kelompok kecil.

Kalau kita membaca Alkitab Perjanjian Lama & Baru secara obyektif, jujur dan adil, akan terlihat jelas bahwa Tuhan dalam Perjanjian Lama sama dengan Tuhan dalam Perjanjian Baru :
1. Sama-sama penuh Kasih dan Pengampunan: Yer 31& 32; Keluaran 34 : 6-7; Hos 3; Mzm 10, 145,146; Yehezkiel 18 dll bandingkan : Yoh 3:16; Roma 5:8

2. Sama-sama menghukum pendosa: Kej 19 dll, bandingkan Kis 5; Mat 13

3. Sama-sama Tuhan yang mengajarkan “Kasihilah Musuhmu”: Imamat 19:18; Keluaran 23:4-5 bandingkan Matius 5 : 44

4. dan seterusnya

Ini memang bukan eksperimen akademis, tetapi ketiklah kata “kasih” dan “murka” pada Sabda.org pada menu Perjanjian Lama dan bandingkanlah jumlah hasil pencarian pada Perjanjian Baru. Anda yang skeptis mungkin akan berkata : “jumlah halaman dan kata dalam kedua testamen itu kan berbeda hampir 3 kali lipatnya”. Itu benar sekali, tetapi mengapa pemikiran itu tidak diterapkan ketika bertanya “mengapa Tuhan Perjanjian Lama terasa lebih galak dibandingkan Perjanjian Baru yang penuh kasih”?

Disisi lain, banyak saudara-saudara kita terkasih muslim yang tidak tahu kalau Perjanjian Lama terdiri dari kumpulan kitab-kitab catatan sejarah, puisi, dokumen kependudukan, dokumen legal, kumpulan lagu-lagu bahkan sampai surat cinta (seperti Kidung Agung diatas). Adalah tugas kita yang menjelaskan hal ini kepada mereka, kalau tidak bukannya pencerahan yang mereka dapatkan tapi hanya menjadi bulan-bulanan.

Yesus banyak sekali memberikan petunjuk bahwa Perjanjian Baru telah datang menggenapkan yang Perjanjian Lama:
Matius 5
17-18 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Perhatikan perkataan Yesus tentang betapa serius memenuhi standar Tuhan agar manusia layak dihadapan Allah:

19-20 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Ayat-ayat selanjutnya dengan jelas Yesus membawa “reformasi” Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru:

(21) Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.(22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

(27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.(28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

(31) Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.(32) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah

(38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.(39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Dan seterusnya, Yesus banyak sekali memberikan petunjuk bahwa era Perjanjian Lama telah “berakhir”, hal ini dipertegas dalam perjamuan terakhirNya:
Lukas 22: 19-20
Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.

Saya menggambarkan Perjanjian Lama dengan Perjanjian baru dari kejadian ini : suatu ketika lae saya mengalami kecelakaan dan tulangnya patah (ini tulang dalam arti bhs Indonesia :P), apa yang dilalukan dokter adalah merujuk kepada hasil foto rontgen dan interpretasi dari dokter ahli rontgen. Intinya, dokter itu tidak bisa melakukan diagnosa dan melakukan tindakan kepada lae saya tanpa didasari foto rontgen dan analisa dokter rontgen. Mungkin seperti inilah kita memandang Perjanjian Lama, seperti sebuah hasil foto rontgen.

Kiranya jembatan analogi yang sama dapat diterapkan disini. Kita bisa melihat sebuah bangsa pada level nasional, tidak layak berdiri dihadapan Allah atau mencapai surga jika hanya didasari usaha sendiri melalui hukum agama yang ketat, yang menuntut dipenuhinya kewajiban agamawi yang hanya melahirkan pemberontakan dan kekerasan dimana agama menjadi ritualitas budaya belaka bukan lagi pencarian Tuhan. Perjanjian lama penuh dengan hal seperti ini, hukum rajam, berkurban untuk membayar dosa, aturan makanan halal-haram, pengaturan zakat perpuluhan, sunat, rampasan perang, dll, dlsb. Dengan melihat melalui “foto rontgen” Perjanjian Lama, sebuah bangsa yang menuntut “mata ganti mata, nyawa ganti nyawa” akan kehabisan darah dan dengan sendirinya mati.

Sekarang Tuhan sudah membukakan sebuah hasil diagnosa dan memberikan resep mutakhir dan paling mudah: pengampunan itu diberikan melalui penebusan dosa yang dilakukanNya sendiri. Inipun masih diberikan ekstra bonus justru pada hal yang paling penting: pilihan menerima atau tidak, ada ditangan kita.

Bacaan lebih lanjut:
www.sarapanpagi.org


Aksi

Information

104 responses

4 12 2009
dayak

@ jephman

………
Kiranya jembatan analogi yang sama dapat diterapkan disini. Kita bisa melihat sebuah bangsa pada level nasional, tidak layak berdiri dihadapan Allah atau mencapai surga jika hanya didasari usaha sendiri melalui hukum agama yang ketat, yang menuntut dipenuhinya kewajiban agamawi yang hanya melahirkan pemberontakan dan kekerasan dimana agama menjadi ritualitas budaya belaka bukan lagi pencarian Tuhan………….

mantap banget coy analoginya 😀

semoga matahati kita bisa terbuka…, jika kita mencari Tuhan
BUKAN dengan rasionalis, ide dan hasil pemikiran kita sendiri… 😀

thanks mr. Jephman 😀

GBU always 😀

4 12 2009
Robinson Agus Sihotang

Saya berdialog dgn sdr kita Muslim ttg bagaimana mrk semua memahami Allah yg di Alkitab dan allah yg di Alquran , mereka mengambil kesimpulan begini :

Perbedaan Kristen dan Islam

Kristen :
0. Elohim(Bapak,Anak,Roh Kudus)
1. Bapak, Anak dan Roh kudus adalah 3 pribadi Yahweh, Tritunggal
2. Anak(Yesus) adalah Roh Eli
3. Yesus adalah Firman Eloh yang kekal, jadi Yesus adalah Tuhan
4. Yohanes Pembaptis bukan Firman Eloh yang kekal meski ibunya mandul, (comment: seharusnya Yohanes juga adalah Firman Eloh yang kekal dan jadi Tuhan karna kelahirannya juga tanpa pembuahan sebagaimana Yesus)

Islam :
0. Kun(‘ilmu,arada,amra)
1. Allah adalah 1(Ahad), Tauhid
2. Ruwh yang dimiliki ‘Isa sama dengan ruwh setiap manusia, ruwh min amri Rabby, ruwh dari perintah Rabbku
3. ‘Isa diciptakan dengan Kalimatullah yakni dengan Kun fayakun(dengan ‘ilmu,kehendak dan perintahNya), maka jadilah ‘Isa tanpa bapak biologis yang ruwhnya berasal dari perintah Allah sama seperti ruwh manusia lainnya
4. Sama seperti Adam dan ‘Isa, ruwh Yahya Pen-shibghah juga adalah ruwh sebagaimana seperti semua manusia lainnya, ruwh mereka tidak pernah menjadi salah satu pribadi dari Allah. Kesamaan ‘Adam, ‘Isa dan Yahya adalah tanpa bapak, tanpa pembuahan.

Katakanlah hai orang-orang tertutup :
Bagimu agamamu, bagiku agamaku
engkau tidak pernah menyembah Tuhan yang kami sembah
begitupun kami tidak pernah menyembah Tuhan yang engkau sembah
http://qarrobin.wordpress.com/2009/11/01/hukum-pergantian-kekuasaan-di-muka-bumi
.
.
Tentang kesimpulan mereka hal mengenai Allah Yang Maha Kudus itu kemudian saya luruskan :
.
Elohim adalah salah satu nama ALLAH yg berarti YANG MAHA KUASA , MAHA HADIR dan MAHA DAHSYAT. Di dalam bhs aslinya arti Elohim itu menunjukkan jamak/ pluralis atau beberapa allah. Sehingga sesuai dgn perkataan Kristus di Alkitab maka arti Allah Yang Esa itu berarti penyembahan yg sempurna dan benar ada jikalau kita mengenal ALLAH dalam nama Bapa , Anak dan Roh Kudus.
Point no 2 dan 4 itu bukanlah keyakinan Kristen. Jadi saya hanya meralat bhw Anak Allah ( Yesus Kristus ) bukan roh Eli. Anak Allah adalah salah satu pribadi dari Allah yg ESA itu. Dia sudah ada sejak kekekalan itu ada. Oleh Dia maka Allah menciptakan semua ciptaan yg ada. Memang jikalau berdasarkan logika manusia maka hal itu tidak dapat dipahami oleh kita. Hanya saja kitab suci Alkitab mencatatkan nama ketiga Pribadi Allah itu kpd kita. Kristus yg sejak awal ada bersama-sama dgn ALLAH telah memberitahukannya kpd kita bhw Dia adalah Juruselamat dunia ini. Karya penyelamatanNya atas dosa dunia ini membawa perubahan hukum-hukum proses di dunia ini sehingga oleh kematian dan kebangkitanNya maka DIA menjadi TUHAN atas ciptaan Allah itu. Begitu besarnya karya penyelamatan Allah atas dunia ini, sehingga Allah pun harus mengutus seorang nabi khusus yakni Johannes Pembaptis untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan AnakNya Kristus ke dunia ini. Itu adalah tanda bhw Kristus adalah Raja yg dimuliakan disaat awal tercipta dunia ini dan terkemuka di akhir jaman nanti.
Sehingga…. jauhkanlah dari pendapat mas jikalau saya ingin mengenalkan agama Kristen kpd anda. Hanya saja sesuai dgn iman Kristiani, saya ingin membetulkan persepsi koment anda diatas.

4 12 2009
Emanuel Setio Dewo

Nice post. Thanks.

Semoga dapat mencerahkan yang “tidak tahu” dan yang “tidak mau tahu”.
GBU

4 12 2009
hedi

berdasarkan apa yang saya terima waktu katekisasi dulu, ada tiga cara kerja Allah…sekali lagi “cara kerja” — berdasarkan masanya — bukan tabiat.

Pertama, keras (represif) ada di masa Perjanjian Lama. Contoh ada sangat banyak, salah satunya azab di Mesir.

Kedua, lembut (persuasif) ada di masa Yesus Kristus — Perjanjian Baru. Tak ada kekerasan sama sekali di sini. Bahkan orang sundal pun dilayani. Bahkan Yesus pun bersedia menerima siksaan demi mengampuni dosa.

Ketiga, lebih lembut lagi melalui kasih Roh Kudus pasca Yesus mati dan naik ke Surga. Itu yang sering ditekankan Rasul Paulus.

IMHO.

4 12 2009
rodrymikhael

mudah2an ini bisa membukakan pikiran mereka yang terlalu sempit.
syalom

4 12 2009
lovepassword

Bahwa ada banyak perbandingan agama yang lebay itu memang benar. Hi Hi Hi. Tetapi tentu saja yang bisa lebay itu semua pemeluk agama bahkan semua manusia termasuk yang nggak punya agama sekalipun. Misalnya ada sisi yang memang bombastis dalam buku-bukunya Ahmad Dedat dalam menyerang Kristen. Beberapa hal masuk akal, tetapi yang serangannya yang lumayan aduhai aneh juga memang banyak. Tetapi pada sisi lain buku -buku yang secara sangat konfrontatif terhadap Islam semacam Islamic Invasion karya Robert Morey dsb juga nggak kalah gemblungnya. Sebagian isinya bikin mules dan argumentasinya mungkin bikin ketawa bahkan andai yang membaca ABG sekalipun . Hi Hi Hi

Dari sisi apologetika buku2 semacam ini isinya cenderung saya rasa masih baik. Pembelaan dirinya umumnya logis.

Tetapi ketika mulai masuk dalam membahas agama lain biasanya mulai semrawut pola pikirnya, standardnya juga nggak sama. Gampangannya Hal-hal yang kurang lebih identik , jika dalam agama sendiri dipuji tetapi dalam agama lain dikritik. Lha itu yang wagu bin semrawut.

Misalnya saja : Mengasihi orang lain , berbuat baik atas kejahatan – dianggap baik bila ayatnya itu dibaca dalam agama sendiri. Lha untuk agama lain mendadak logikanya jadi lain misalnya saja dituduh sebagai pro penjajahan.

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Pada sisi lain : Ada juga yang mengartikan agama lain mendukung kekerasan dengan klaim ayat2 tertentu baik dalam agamanya sendiri maupun agama lain, meskipun faktanya baik secara historis faktual maupun menurut ayat agama , masalah kekerasan ini sama-sama dibahas dalam masing2 agama itu.

Sebagian masalah ini sangat mungkin karena ketidaktahuan , atau karena cara memahami masing2 agama secara parsial baik agama lain juga agama sendiri.
Tetapi bisa saja ini memang disengaja sengaja sekedar untuk jualan kecap sehingga bisa saja satu atau lebih ayat dipelintir, diseleksi dan ditafsirkan sesuka-suka hati pelakunya. Baik ayat dalam agama sendiri lebih2 ayat dalam agama lain.

Tidak banyak orang Kristen yang cukup paham mengenai Kristen. Hi Hi Hi. Apalagi memahami Islam. Bener yah ? Tentu Begitu juga sebaliknya.

Yang dipahami itu paling banter apa ? Paling banter yah apa yang dikotbahkan oleh tokoh2 agama karena mana ada waktu sih membaca tafsir-tafsir Kitab Suci yang sedemikian banyaknya, belum lagi masing penafsir kadang juga masih berbeda pendapat . Tambah bikin pusing kan? Lha kalo membaca tafsir agama sendiri saja jarang apalagi untuk agama lain kan ? Lha manusia-manusia yang ilmunya cuma seuprit itu ( saya juga pasti termasuk yang seuprit ) mau menghakimi agama lain atas dasar ketidaktahuannya bahkan terhadap agamanya sendiri. Lha itulah masalahnya. Prut Prut. Salam Semuanya.

Ada yang mau protes ? 🙂

5 12 2009
Sujarwo Tedjo

@ Jephman
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh buat semuanya. ….
Pertama izinkan saya mengucap syukur kpd Allah SWT atas ridhoNya kita dapat bertemu kembali dalam kesempatan diskusi ini…
Saya ingin bertanya kpd mas Jephman atau semua yg ada disini… ..
1.Bagaimana orang Kristen dapat memiliki berbagai macam nama Tuhan untuk SATU Allah. Sangat kontradiktif sbg golongan agama yg mempercayai Allah Yang Maha Esa.
2. Mengapa Yesus sbg manusia dapat menjadi Tuhan . Karena saya sbg kaum ulama telah bertahun-tahun menyelidiki isi Alkitab tetapi Beliau tidak pernah mengatakan Dia adalah Tuhan.
3. Mengapa isi Alkitab PL sangat berbeda dgn PB ditinjau jikalau Tuhan itu memang sama sesuai dgn posting anda semua.
4. Ingatlah bhw kita berdiskusi tanpa sumpah serapah dan jangan menyalahkan keyakinan kita masing-masing spt beberapa dari golongan kelian.

Wassalam ….

5 12 2009
Ahmed

1. Tuhan bukan manusia atau benda berwujud lainnya yg sering anda lihat di muka bumi ini dan diidentifikasi dengan sekedar “nama”.
Panggil Dia dengan hatimu dalam berbagai nama yang anda yakini sebagai Tuhan. Dia tidak tuli, bukan?

2. Menjawab pertanyaan kedua ini simpel saja sebenarnya, mengapa anda mempertanyakan eksistensi dan kuasa Tuhan? Dia dapat menjadi apa saja dan berbuat apa saja, apakah anda memang sudah mampu menjengkali kuasaNya sehingga mengeluarkan pertanyaan tersebut?
Untuk versi komplitnya sila baca postingan Jephman di https://jephman.wordpress.com/2009/06/16/trinitas-hangatnya-sinar-mentari/
Lengkap dengan ayat2 Alkitab yang mengatakan Dia adalah Tuhan.

3. Untuk pertanyaan ketiga amda, coba baca lagi isi artikel diatas tersebut, atau jangan2 anda belum membacanya? 🙂

4. Maaf, kami bukan golongan orang2 yang menyebut orang di luar agama kami sebagai KAFIR 🙂

God bless…

6 12 2009
Asisten Chodet

Kepada bung jephman

Kalau anda mengerti tentang peperangan yang dilakukan oleh bangsa Israel karena ancaman dan gangguan bangsa lain. Mengapa anda tak mengerti jihad yang dilakukan Islam karena gangguan dan ancaman bangsa lain pada waktu zaman nabi Muhammad terdahulu? Pada saat Islam hadir, banyak orang-orang Quraisy yang tidak senang pada nabi Muhammad. Orang Quraisy saat itu menyembah berhala dan nabi Muhammad datang meluruskan untuk menyembah Allah saja.

Maka karena ancaman dan gangguan dari pihak Quraisy, peperangan di bolehkan jika diserang duluan.

Mungkin kawan kristen belum pernah mendengar cerita saat nabi Muhammad akan di bunuh pada saat beliau sedang shalat, salah satu orang Quraisy berusaha memukul kepala beliau dengan batu besar. Tapi apa yang terjadi? Orang Quraisy hanya terdiam. Saat diminta bercerita dia mengatakan ada 2 harimau besar di samping kiri kanan beliau. Sehingga dia tak berani lagi membunuh beliau pada saat sedang shalat.

Sayangnya kalian selalu bilang Islam menghalalkan darah orang kafir. Memangnya kalian merasa kafir? Jika tidak untuk apa ribut?

Yang mengeluarkan statemen tsb adalah pengikut Syiah. Dan syiah berbeda dengan Islam.

Lebih lengkapnya tentang ajaran syiah silakan lihat di sini. http://haniifa.wordpress.com

Jika Yesus pernah berkata Akulah Tuhanmu dan sembahlah aku’, saya pasti percaya Yesus adalah Tuhan.

Tapi sampai sekarang tak ada kata tersebut. Apalagi ayat yang mengatakan Tuhan punya anak, juga tidak ada.

6 12 2009
jephman

Pak Chodet,
Makanya baca dulu pak

Yang berbeda antara Perjanjian Lama dan Islam adalah : anjuran berperang itu sudah berakhir. Sedangkan setahu saya Islam masih memperbolehkan membunuh kafir yang melawan. Mengerti pak?

“Jika Yesus pernah berkata Akulah Tuhanmu dan sembahlah aku’, saya pasti percaya Yesus adalah Tuhan.”
>> ada sih, sudah dibahas dahulu, tp bukan karena itu anda dipilih Tuhan. BTW, anda sudah Out of topic nih. Temannya Fitri ya pak?

6 12 2009
jephman

protes sih nggak pak, cuma mau ngasih tahu

Setahu saya Yesus tidak pernah berfirman “Penggallah kafir yang melawan, potonglah ujung2 jarinya” tapi ya yg pak Love kutip diatas itu

ada yg mau protes?
hehehe

6 12 2009
Sujarwo Tedjo

@ ahmed
1. Tuhan bukan manusia atau benda berwujud lainnya yg sering anda lihat di muka bumi ini dan diidentifikasi dengan sekedar “nama”.
Panggil Dia dengan hatimu dalam berbagai nama yang anda yakini sebagai Tuhan. Dia tidak tuli, bukan?

>> Baik kalo begitu .. , kalau pertanyaan saya begitu dan jawaban anda sama saja dgn keyakinan di agama Islam toh , jadi mengapa harus repot menjawab dan menerangkan berbagai nama Tuhan itu kpd kami ?
_____________________________________________________________

@Ahmed
Dia dapat menjadi apa saja dan berbuat apa saja, apakah anda memang sudah mampu menjengkali kuasaNya sehingga mengeluarkan pertanyaan tersebut?

>>> Apa memang begitu anda beriman kpd Tuhan anda sehingga anda pun spt tersinggung menjawab dgn mengatakan saya menjengkal kuasa Tuhan anda. Saya hanya ingin tahu kejelasan iman anda dan bukan kepintaran anda.
____________________________________________________________________________

@Ahmed
3. Untuk pertanyaan ketiga anda, coba baca lagi isi artikel diatas tersebut, atau jangan2 anda belum membacanya? 🙂

>>>
Saya tidak dapat menangkap analogi yg dicontohkan yg punya blog ini ? Saya hanya ingin tahu pengaruh PL thd PB dengan kaitan Tuhan yg sama yg kelian sembah.
_____________________________________________________________________________

@ Ahmed
4. Maaf, kami bukan golongan orang2 yang menyebut orang di luar agama kami sebagai KAFIR 🙂

>>>> Oh ya, menurut kelian kami ini siapa ?
_____________________________________________________________________________

6 12 2009
Asisten Chodet

Maaf, apabila dirasa Out Of Topic. Hanya saja artikel ini judulnya juga tentang Tuhan, jadi saya pikir tak ada salahnya saya mempertanyakan tentang Yesus yang dianggap Tuhan.

Yang saya maksud adalah perang di perbolehkan apabila di serang. Berbeda dengan melakukan perang karena memaksa seseorang non muslim memasuki agama Islam. Dalam agama Islam tak ada paksaan.

Sudah saya jelaskan yang mengeluarkan statemen memerangi non muslim adalah pengikut Syiah. Coba bung jeph, telusuri dahulu tentang ajaran Syiah. Link sudah saya sertakan di atas. Tapi kelihatannya bung jeph tak mau membaca. Maka diskusi perang tak usah di lanjutkan.

Jika kristen meyakini Injil karena telah tergenapi, muslim pun demikian meyakini Al-Qur’an berasal dari kitab terdahulu yang telah disempurnakan. Muslim tidak menolak kitab – kitab seperti Zabur, Taurat dan Injil. Namun keaslian sudah di ragukan.

Dan maaf bagi saya Injil adalah karangan Paulus. Yesus tidak pernah mengajarkan bernyanyi di gereja, mati di bungkus peti, tidak di sunat dan sebagainya. Yesus mati di kafani, umat Islam patuh dan mengikuti. Yesus di sunat, umat Islam juga patuh dan mengikuti.

Sila bandingkan ajaran Yesus VS Paulus.

6 12 2009
Ahmed

1. Aduh pakde, yang repot menerangkan nama Tuhan kepada anda itu siapa? Bahkan anda namai Tuhan dengan nama kucing pun, asal dengan tulus dan niat suci untuk memujiNya, tidak ada masalah, Tuhan tidak buta tuli koq.
Apalah arti sebuah nama bagi sebuah zat yang teridentifikasi sebagai Tuhan 🙂

2. Sy juga beriman kepada Tuhan, tapi sy tidak tersinggung ketika anda menjengkali kuasa Tuhan, tokh Tuhan tidak perlu dibela koq. Dan itulah pernyataan kejelasan iman kami yang mengimani Yesus sebagai Tuhan.
Jika anda meragukannya secara imani, semoga Beliau sendiri yang akan menyatakannya kepada anda, insya allah 🙂

3. Karena anda tidak bisa memahami keterangan yang ada di tulisan diatas, sy juga tidak bisa menerangkan lebih detail lg, karena saya rasa tulisan diatas cukup jelas menggambarkan hubungan PL dan PB.

Untuk keterangan lebih sederhana mungkin bisa membantu anda memahaminya, PL adalah semacam background dari masa sebelum kedatangan Yesus, yang kemudian semuanya digenapi oleh kedatangan Yesus dan diterangkan di PB.
Itu sebabnya banyak orang diluar Kristen tidak menyadari bahwa mereka mencoba menyerang kekristenan dengan menggunakan ayat2 PL, padahal kehidupan kekristenan yang sebenarnya dituliskan oleh PB, karena PL hanya sebagai background sebelum kekristenan.

Tuhan di PB dan PL tentunya sama saja, penamaan Ellohim, Allah, AoIloh, dll tentu saja terkait dengan pelafalan dan bahasa budaya setempat, dan itu hanya sebuah nama. Bahkan orang2 Kristen di Timur Tengah juga menyebut Tuhan dengan sebutan “aolloh” koq

4. Kami menganggap orang2 di luar kekristenan (terutama yang muslim) sebagai saudara jauh yang merupakan keturunan Ismail.
Bagi kami, kata “kafir” hanya pantas disandangkan kepada orang2 yang tidak/belum mengenal Tuhan.
Bahkan kata “kafir” pun setahu saya tidak ada dalam Alkitab, sebegitu dekatkah anda dengan Tuhan sehingga sanggup menghakimi/melabeli orang lain dengan sebutan “kafir” ? 🙂

6 12 2009
Ahmed

Saya masih bertanya2, bagaimana dengan ayat surah Muhammad ayat 4 Allah SWT berfirman, “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) Maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka Maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir…”
Sampai kapan perang akan berakhir jika memang Tuhan menurunkan ayat seperti ini?

Jika memang Tuhan anda mengajarkan konsep perang seperti itu, lalu bagaimana pula dengan Tuhannya para kafir yg disebutkan di ayat tersebut, apakah mereka mengajarkan hal yang sama untuk membalasnya atau tidak? 🙂

Mengenai ajaran Syiah, saya paling terkesan dengan kutipan2 hadits mereka yang kemudian dikenal dengan konsep taqqiya, yaitu berbohong demi agama 🙂

Mengenai kekeliruan pandangan anda ttg ajaran Yesus vs Paulus, kami bisa memahaminya karena memang pola yang diajarkan di agama anda berbeda dengan kekristenan. Agama anda terpaku pada laku, bukan hati, disitu bedanya.
Contoh kecil, bagi kami tidak masalah berdoa/sembahyang dengan tangan terbuka, berdiri, melipat tangan, sujud, tidur atau posisi wajar lainnya. Yang penting adalah niatan hati yang tulus untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dan itu hanya Tuhan yang bisa menilainya, bukan dengan patokan ketepatan tata laku ibadah/sembahyangnya.

Maaf jika saya katakan mirip dengan tata laku sembahyang orang yang berdukun. Jika ingin mendapatkan rejeki berlimpah, arahkan sembahyangmu ke arah pohon besar itu 🙂

7 12 2009
jephman

@ asisten dosen chodet

Saya yakin dahulu Allahnya Islam tidak mengenal Suni-Syiah atau Sufi atau Wahabi atau apalah, ketika menurunkan ayat : Penggalah batang leher kafir dan potonglah ujung2 jari mereka kalau melawan 🙂

Saya yakin juga Al Qaeda, Taliban, Jamaah Islamiyah, FPI, Hizbut Tahrir bukanlah Syiah.

Kata prasyarat “kalau melawan” pun sangat multi tafsir. Apakah tidak membayar uang jaziyah dikategorikan “melawan” sehingga pantas dibunuh? atau ada protes karena banyak masjid berlomba2 berisik 5 kali sehari itu dikategorikan “melawan”? atau karena ada gereja dihambat pembangunan disebut sebagai “melawan”?

Masalah agama anda mengakui Al Quran menyempurnakan kitab2 sebelumnya itukan urusan anda. Dan sudah dijelaskan di topik2 dahulu kalau isinya tidak lebih baik, itu bukan penyempurnaan namanya.

Masalah menurut anda Injil itu karangan Paulus pun itu urusan anda. Bukankan “agamamu ya agamamu bukan agamaku” spt yg sering anda dengungkan? Walaupun kami sudah teliti bahwa yng menulis Injil itu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, kalau anda maksa itu tulisan Paulus, ya mau bilang apa? hehehe masa saya maksa juga?

“Sila bandingkan ajaran Yesus VS Paulus.”
>> Saya, kita semua, dan nenek moyang bapak gereja dulu sudah bandingkan dan tidak ada masalah. Sepertinya anda yang perlu belajar lagi. Supaya gak jadi asisten terus bu….hehehee

7 12 2009
dayak

@ asisten chodet
@ sujarwo tedjo

baca dulu deh tulisan di bagian ini……….

“…..Kiranya jembatan analogi yang sama dapat diterapkan disini. Kita bisa melihat sebuah bangsa pada level nasional, tidak layak berdiri dihadapan Allah atau mencapai surga jika hanya didasari usaha sendiri melalui hukum agama yang ketat, yang menuntut dipenuhinya kewajiban agamawi yang hanya melahirkan pemberontakan dan kekerasan dimana agama menjadi ritualitas budaya belaka bukan lagi pencarian Tuhan………….”

mungkin itu akan membuat pikiran anda terbuka.
sebab ngga seorangpun yang pernah bertemu dengan Allah di surga.
setiap agama mempertahankan ajarannya…
kalo hal ini dilihat oleh atheis.., maka mereka akan tertawa lebar…

kita akan dicap sebagai orang bodoh, jika kita
masih mempertanyakan dan memperdebatkan eksistensi TUHAN itu sendiri.

(in my opinion)… saudara kita jephman hanya membahas,
bahwa JANGAN PERNAH MENAFSIRKAN TUHAN
DAN MENGASOSIASIKANNYA BERDASARKAN PEMAHAMAN SENDIRI….
biarkan saja Alkitab / Alquran yg menafsirkannya sendiri
melalui tulisan yang kita percaya merupakan wahyu dari surga…

karena penafsiran pula, maka banyak aliran dari sebuah agama….
kalo mau berdebat (ini hanya contoh)…..
kenapa di islam sendiri, banyak aliran?
sampai2…, MUI kewalahan melihat aliran2 islam yang
kata MUI itu adalah islam sesat…

nah lo…., benar khan yg mr.jephman (dan saya) bilang…… hehehehehe
maka dari itu…, untuk asisten chodet dan sujarwo tedjo…,
jangan sok tau tentang TUHAN itu sendiri…
anda saja belum pernah ketemu TUHAN….

mati saja…, anda takut… gimana mau ketemu TUHAN
(kecuali melalui wahyu / nubutan)

tapi saya yakin, kalo anda sudah pernah ketemu TUHAN…,
pasti anda juga akan membuat agama / aliran baru…
wakakakakaka…….

aneh khan…, makanya pak…, jangan suka menafsirkan sembarangan

GBU all

7 12 2009
Fery

@ dayak

Aku gak sependapat dgn bung Dayak.

Kekristenan adalah satu-satunya agama yang Tuhannya pernah dilihat, makan, tidur, buang air, jalan2, bercakap-cakap dgn umatnya.

Atheis boleh tertawa, tapi itulah kenyataannya.

7 12 2009
Sujarwo Tedjo

Ahmed :
Apalah arti sebuah nama bagi sebuah zat yang teridentifikasi sebagai Tuhan 🙂

>>>
Itu kan tafsiran sampeyan ? Coba anda teliti di Keluaran 3:14 pd PL
Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Nah , itu nama yg diberikan Allah saat nabi Musa menanyakan namaNya Yang Maha Kudus. Setahu saya Jahweh adalah dlm bentuk tulisannya tetapi bangsa Yahudi sangat menguduskan nama itu dgn nama yg tetap sakral juga yakni Tuhan. Bagaimana anda dapat menyebut namaNya dgn sembarangan memakai kata kucing krn TitahNya di Taurat hukum pertama Jangan Menyebut Nama Dia dgn sembarangan ?? Tetapi kalau namamu kau sembunyikan dibalik nick namemu saya tidak permasalahkan ! karena kau bkn Tuhan.
____________________________________________

@ Ahmed :
Jika anda meragukannya secara imani, semoga Beliau sendiri yang akan menyatakannya kepada anda,

>>> Saya tidak meragukan Isa Almasih, tetapi saya meragukan iman anda dgn sembarang menjawab pertanyaan saya dgn seenaknya… hehehe
____________________________________________

@Ahmed :
padahal kehidupan kekristenan yang sebenarnya dituliskan oleh PB, karena PL hanya sebagai background sebelum kekristenan.

>>>
Jikalau itu background sebelum keKristenan bagaimana saya yakin itu memang perkataan Allah yang sama itu. Apakah anda hanya menjawab sekenanya saja. Saya belum memberi komentar dan masih hanya bertanya saja, semoga anda mengerti ?
______________________________________________________________

@ Ahmed
Bahkan kata “kafir” pun setahu saya tidak ada dalam Alkitab, sebegitu dekatkah anda dengan Tuhan sehingga sanggup menghakimi/melabeli orang lain dengan sebutan “kafir”

>>>
Saudaraku yg jujur…
Saya mengatakan kafir krn ada ayat yg mengatakan ttg itu di Alquran . Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? (QS 3:65)

Kafir itu adalah Ahli Kitab yang tidak mengakui MONOTHEISME .
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS 9:86)
Jadi hal itu yg mendasarin perkataan kafir, yakni bhw kaum Kristiani tdk mengakui Tuhan Yang Maha Esa.

Wassalamualaikum Wsm Wbr

7 12 2009
Garfield

@ Lae Jeph,

Agak oot.
Wah, mantap sekali header blog ini…ada salju-saljunya…ntar ada yg protes lagi Lae, kan Yesus lahir di kandang domba dan dikunjungi oleh gembala, masa ada yg jaga ternak di musim salju? hehehe…

Si L yang biasanya menanyakan soal Allah di PL yg katanya juga nyuruh-nyuruh membantai musuh-musuh Israel, kira-kira dia mudeng gak dengan tulisan ini?

Masih menunggu komen2 lain yg lebih bermutu…hehehe

7 12 2009
lovepassword

Lha kamu yah nggak perlu membuat pengakuan aneh dong. Lha wong nggak ada yang nuduh gitu kok kamu merasa perlu membela diri.

Yesus nggak pernah ngomong : Penggallah kafir yang melawan, potonglah ujung2 jarinya ? Lha yang bilang pernah yah siapa ? Heran juga gw …

Aneh juga kan kalo kamu nggak maling, nggak ada yang nuduh tiba-tiba kamu berteriak di tengah pasar : Aku bukan pencuri lho. 🙂

Jangan terlalu sensitip gitu lho 🙂

7 12 2009
lovepassword

Hi Hi Hi, kamu itu baik. Tapi sayangnya kamu keliru. Sejak lama kata kafir memang dipakai untuk membedakan antara pihak yang ada di dalam dan pihak yang ada di luar. Sebagai kata pembeda.

Konsep Ini ada dalam Islam dan tentu juga dalam Kristen. Kalo kata kafir nggak ada di Alkitab tentu saja kamu keliru. kalo sama sekali nggak ada nggak mungkin dulu aneka perburuan penyihir, heresy, dsb

Ada beberapa kata kafir yang jelas tertulis di Alkitab baik PL maupun PB. Cari saja alkitab online, lalu kamu search kata kafir. Mudah-mudahan ketemu

SALAM

7 12 2009
lovepassword

Kamu sudah rindu padaku yah ? Salam iya …Hmmm ehem .

7 12 2009
lovepassword

Gini yah bos, kafir itu ada dua, kafir yang memusuhi dan kafir yang memusuhi , harbi dan dzimi. Lha yang diperangi yah yang memusuhi dong. 🙂

7 12 2009
lovepassword

Salah ketik , maksudku memusuhi dan tidak memusuhi.

7 12 2009
Sujarwo Tedjo

Wah….
pada kemane semuanya nih ….
Tidak ditanggapin apa krn tidak berani menjawab pertanyaan saya ???
Padahal judulnya sangat ramah >>> Mari belajar menjawab mereka

7 12 2009
Ahmed

@Sujarwo Tedjo
… Nah , itu nama yg diberikan Allah saat nabi Musa menanyakan namaNya Yang Maha Kudus. Setahu saya Jahweh adalah dlm bentuk tulisannya tetapi bangsa Yahudi sangat menguduskan nama itu dgn nama yg tetap sakral juga yakni Tuhan. Bagaimana anda dapat menyebut namaNya dgn sembarangan memakai kata kucing krn TitahNya di Taurat hukum pertama Jangan Menyebut Nama Dia dgn sembarangan ?? Tetapi kalau namamu kau sembunyikan dibalik nick namemu saya tidak permasalahkan ! karena kau bkn Tuhan.
—————————-

Sejak awal saya sudah katakan bahwa anda selalu salah kaprah memahami Yahudi dan kekristenan. Jika anda permasalahkan nama, bagaimana pula jika “kucing” ternyata berarti Tuhan dalam bahasa Tagalog? 🙂
“Jangan Menyebut Nama Dia dgn sembarangan”, apakah itu berarti anda boleh menamai Tuhan dengan kata “kucing” sementara anda tahu bahwa itu tidak baik (sembarangan)? Sekali lagi, marilah coba diskusi dengan berakal sehat saudaraku

@Sujarwo Tedjo
Saya tidak meragukan Isa Almasih, tetapi saya meragukan iman anda dgn sembarang menjawab pertanyaan saya dgn seenaknya
————————
Maaf jika anda menganggap bahwa saya menjawab anda dengan seenaknya, padahal saya hanya mencoba bersikap santai dalam menjawabnya. Itupun semata karena sy berusaha tidak menyinggung kepercayaan anda jika saya tanyakan sebaliknya 🙂

@Sujarwo Tedjo
Jikalau itu background sebelum keKristenan bagaimana saya yakin itu memang perkataan Allah yang sama itu.
—————————
Simpel saja, anda tidak bisa yakin karena anda tidak membaca dan mempelajari dengan baik tulisan bung Jephman di artikel ini lengkap dengan ayat2 dan penggenapannya

@Sujarwo Tedjo
Kafir itu adalah Ahli Kitab yang tidak mengakui MONOTHEISME .
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS 9:86)
Jadi hal itu yg mendasarin perkataan kafir, yakni bhw kaum Kristiani tdk mengakui Tuhan Yang Maha Esa.
——————————————–
Ayat tsb terlalu tendensius, manusia diciptakan sebagai makhluk paling sempurna diantara segala ciptaanNya tapi dianggap sebagai “seburuk-buruk makhluk”
Tapi tidak apalah, agar efek “big bang” nya terasa 🙂

Kaum Kristiani jelas2 mengakui adanya satu Tuhan, belum pernah saya menemui orang Kristen yg mengakui ada 3 Tuhan. Hanya orang luar Kristen yang selalu menempelkan label tersebut 🙂
Mungkin anda yang masih kabur dengan konsep Trinitas dalam kekristenan, sila baca tulisan bung Jephman disini https://jephman.wordpress.com/2009/06/16/trinitas-hangatnya-sinar-mentari/

Bagaimanapun, seperti halnya agama Sinto yang menyembah ke arah matahari, kami kaum Kristen tidak akan menyembah ke arah benda mati lainnya seperti pohon, batu, apalagi kotak. Karena Tuhan kami tidak berada disana 🙂

Marilah kita sebagai makhluk yang dianggap sebagai manusia untuk tidak terpatok pada laku..laku..dan laku… Praktek perdukunan jelas2 memakai konsep laku tersebut untuk menanamkan ide spritualnya kepada sesamanya. (contoh: ada ingin punya ilmu pelet, makan nasi putih selama 7 hari, kibaskan telunjuk setiap jam 12 siang, gelengkan kepala ke kiri tiap jam 6 sore, dst…)
Mari gunakan hati, nurani dan akal sehat yang telah dianugerahkanNya pada kita sekalian

God Bless….

7 12 2009
Ahmed

Absurd dan ambigu kalau begitu mas 🙂 Semoga anda mengerti maksud saya.

Bagaimana jika saya balik, anda termasuk harbi atau dzimi ketika berhadapan dengan penganut agama lain yang mempunyai konsep KAFIR juga dalam agama mereka?

Jika anda dalam posisi dzimi trhadap pengnut agama lain, sampai kapan anda bisa mempertahankan sikap tersebut dan tetap dalam nuansa kecurigaan terus menerus sementara pihak agama lain tersebut juga menunggu se dzimi apakah anda.
Sungguh suatu suasana saling curiga yang sangat tidak nyaman untuk tumbuh kembangnya sebuah peradaban yang ideal.

Jika anda pada posisi harbi dan tercermin dari sikap anda, bukankah mereka (penganut agama lain tsb) akan mengambil sikap harbi juga kepada anda? Lalu kalo sudah saling harbi2an, kata selanjutnya bisa ditebak: permusuhan 🙂

Tapi Itulah mungkin “manfaat” dari konsep KAFIR dalam agama yang mengamininya 🙂

God Bless…

7 12 2009
lovepassword

@Mister Jephmanku yang jenius :

Alasan pertama mengapa Tuhan di Perjanjian Lama terasa begitu keras adalah hukum dalam Perjanjian Lama mendemonstrasikan tuntutan kekudusan dan kesempurnaan manusia jika ingin layak dihadapan Allah. Tentu saja standar yang tidak mungkin dicapai manusia. Maka, singkat kata, “misteri” itu terbuka oleh Kasih KaruniaNya, yaitu dengan menebus sendiri dosa-dosa hambaNya. Alasan kedua, masa pada waktu Perjanjian Lama adalah masa yang sangat sulit bagi bangsa Israel, dimana begitu banyak musuh yang ingin menghapus bangsa ini dari muka bumi, yang tidak hanya sporadis, tapi juga sistematis konstan ingin menghancurkan nubuatan kedatangan Sang Mesias. Maka Tuhan menurunkan hukum-hukum yang pada waktu itu, konsisten dengan kultur yang ada, untuk menyakinkan kelangsungan hidup bangsa Israel, untuk mempertahankan tatanan sosial yang baru terbentuk. Berbeda dengan konteks Perjanjian Baru, dimana bangsa itu sudah lahir, besar, bahkan sedang dalam masa penjajahan Romawi, maka isinya banyak berbicara pada level individual dan kelompok kecil.

===> Saya rasa ada juga beberapa hal yang perlu kita lihat 🙂

Perjanjian Lama mendemonstrasikan tuntutan kekudusan dan kesempurnaan manusia jika ingin layak dihadapan Allah. Tentu saja standar yang tidak mungkin dicapai manusia ===> Tetapi harus juga dilihat Yesus tidak mengurangi standard itu. Apa yang dikatakan Yesus

:21) Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.(22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
(27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.(28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

Artinya secara substansial standardnya justru semakin meningkat.

===============================================
Alasan kedua, masa pada waktu Perjanjian Lama adalah masa yang sangat sulit bagi bangsa Israel, dimana begitu banyak musuh yang ingin menghapus bangsa ini dari muka bumi ===> Iya begitu banyak musuh yang ingin menghapus dan dihapus tentu saja. 🙂 Kalo kamu bisa mikir begini mengapa pikiran yang sama tidak kamu terapkan pada bangsa Arab waktu itu.

===============================================

Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

===> Bagaimanapun menafsirkan kata digenapi itu cukup debatable. Apakah memang ada perintah Tuhan yang tidak genap ?

Selain yang sudah kamu tulis. Sebagian pakar menafsirkan kurang lebih seperti ini :

1. Tuhan menurunkan hukum, aturan, dsb
2. Secara substansial hukum itu baik2 saja
3. Karena perilaku manusia yang kurang kerjaan, mereka mulai mempersulit diri sendiri. Ahli2 agama, orang Farisi berangsur-angsur mulai menambah hukum itu dengan kreatifitas mereka, dengan adat , dsb. Selain karena kurang kerjaan dengan asumsi kalo lebih berat itu dianggap lebih khusuk. Mereka juga mendapatkan semacam pengaruh yang lebih dari adanya aturan-aturan sulit dan banyak karena masyarakat awam semakin bergantung pada mereka.
4. Yesus datang untuk meletakkan agama kembali pada proporsi seharusnya karena agama dibuat bukan untuk mempersulit manusia. Jadi aturan Allah yang tercampur dengan buatan manusia dan adat istiadat dikembalikan lagi sehingga tidak memberatkan umat. Apa yang dihalalkan Allah tidak boleh diharamkan manusia. Yang membuat berat itu manusia sendiri. Allah tidak pernah memberatkan manusia.

SALAM

7 12 2009
lovepassword

Wah, mantap sekali header blog ini…ada salju-saljunya…ntar ada yg protes lagi Lae, kan Yesus lahir di kandang domba dan dikunjungi oleh gembala, masa ada yg jaga ternak di musim salju? hehehe…

==> Belum ada yang nyamber kamu sudah GR duluan. 🙂
Tapi yang kamu katakan memang benar dan faktanya kan memang gitu.
Natal tanggal 25 December itu memang diadopsi atau hasil kompromi dengan perayaan kaum pagan. Tanggal tepatnya diakui oleh banyak situs dan pakar Kristen memang bukan pada tanggal 25 Desember.

Lha yang mungkin jarang dipikirkan oleh umat Islam maupun pihak2 lain adalah : Sebagian besar orang aliran Kristen Barat termasuk Katholik yang merayakan Natal sekitar 25 Desember itu sebagian juga sudah sadar sepenuh hati kalo tanggal pastinya tidak jelas. Yang pasti bukan 25 Desember. Mereka ngerayain doang tanpa perduli tanggalnya bahkan sadar kalo salah tanggal.
Sebagian lagi merayakan pada tanggal yang lain, dan sebagian menolak perayaan natal karena tidak ada dasarnya. Lha selama suatu tindakan dilakukan dengan penuh kesadaran tentu saja itu hak-hak pihak-pihak yang melakukan itu berikut alasan dan tanggung jawabnya masing-masing. Itu saja intinya sih.

Lha kasus yang mirip tentu bisa saja terjadi misalnya pada perayaan Maulid Nabi, sebagian umat Islam tidak sepakat dengan tanggal peringatannya, ada yang menghitung tanggal yang lain serta sebagian memang secara substansial menolak dengan alasan tidak ada dasar landasannya peringatan itu. Lha perbedaan itu juga wajar-wajar saja sebenarnya.

8 12 2009
jephman

Sensitif sih nggak pak. Cuma banyak orang ngomongnya gak lengkap dan sepertinya mau mengeneralisir supaya terlihat sama.

Padahal nggak. hehehe

Salam!

8 12 2009
jephman

@ Garfield
Biasalah lae. Banyak yang gak senang kalau kita beda. entah kenapa…
Apa nanti kuprotes saja kenapa di arab gak pake petasan, beduk dan ketupat? hehehe

Malahan komentar yg gak bermutu itu seru, lucu soalnya hehehe

8 12 2009
jephman

“Kalo kamu bisa mikir begini mengapa pikiran yang sama tidak kamu terapkan pada bangsa Arab waktu itu. ”
>> Walah pak. Kok diulangi lagi pertanyaannya. Gak dibaca ya? Intinya, Allahnya Islam belum menghapuskan kekerasan. Ada TIMELINE yang dilupakan : Islam baru mucul setelah 600 th lebih Perjanjian Baru ada. Sedangkan Kekristenan sudah mengalami apa yang Islam baru temukan. Jadi kekerasan itu malah diadakan kembali. Mengerti bedanya pak? Kalau dihubungkan dgn agama samawi atau seandainya kita menyembah Tuhan yang sama, mahal jadi amburadul jadinya.

“Bagaimanapun menafsirkan kata digenapi itu cukup debatable. Apakah memang ada perintah Tuhan yang tidak genap ? ”
>> Belum pak. Belum genap karena usaha manusia mencapai Tuhan yg didasari usaha sendiri (bahkan memakai kekerasan) ternyata tidak sukses. Jadi Tuhan menggenapinya dengan turun sendiri ke bumi, menebus dosa umatNya dengan mengorbankan diriNya sendiri yang mengambil bentuk Anak Manusia.

“Selain yang sudah kamu tulis. Sebagian pakar menafsirkan kurang lebih seperti ini :”
>> saya tidak tahu “pakar” siapa yang Pak Love maksud, tapi kira2 begitulah kurang lebihnya

Salam!

8 12 2009
dayak

@ Fery

my brother…, saya minta maaf tentang kesalahan saya kemaren 😀
yang saya sebutkan bahwa tidak ada manusia yg pernah ketemu dengan TUHAN,
adalah kita yang ada disini (di forum ini)…. 😀

tapi dari semuanya ini, kita hanya di perlengkapi oleh sesuatu
yang membuat kita percaya bahwa TUHAN itu ada…

Ibrani 11:1
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. ”

hanya ini… jadi menurut saya, ngga perlu lagi bagi saya secara pribadi,
mempertanyakan eksistensi TUHAN itu sendiri…
adalah hal yang aneh jika masih ada manusia
yang mempertanyakan eksistensi TUHAN….
hal ini lah yang mengakibatkan banyaknya aliran dari suatu agama

beda halnya dengan Martin Luther….
dia tidak membuat aliran baru, tapi dia mempertegas dan
memperbaiki ajaran tentang KESELAMATAN…..

nah…, sedangkan teman2 (saudara) kita ini….. >> muslim
masih saja sibuk dengan memperdebatkan
bahwa TUHAN yang benar itu adalah TUHAN mereka….
sedangkan diantara mereka sendiri masih terdapat jurang pemisah
tentang ajaran Islam…..

maka dari itu, ngapain juga kita maksain kehendak pada orang lain?
terlebih lagi harus memakai kekerasan ataupun dikucilkan dari keluarga…
justru hal itu lah yang sudah dihapuskan oleh Yesus….
baca:
Lukas 6:27 dan Lukas 6:35

@ Sujarwo Tedjo

sepertinya anda TIDAK PERNAH MEMAHAMI arti Trinitas itu 😀
Kristen tidak pernah meyakini ada tiga TUHAN.. hanya satu TUHAN ajaj kok.
anda saja yang mendefinisikan itu menjadi tiga… hahahaha…

Trinitas = Trinity = Tritunggal
artinya, ada tiga oknum dalam satu tubuh.. yaitu TUHAN itu sendiri.

KENAPA HARUS TIGA?

pada jaman israel purba, mereka dipimpin langsung oleh ALLAH.
karena bangsa israel berpikir bahwa tidak mungkin bagi manusia
untuk menurut pada semua perintah ALLAH…,
maka ALLAH membuktikan dengan DIA sebagai TUHAN, turun ke bumi
menjadi manusia itu sendirI dalam wujud yang bernama YESUS….
ternyata semua dalil dari semua kaum farisi dan ahli taurat,
dipatahkan oleh YESUS, dimana DIA mampu melakukan penurutan
terhadap ALLAH dan hukum ALLAH itu sendiri.
mengenai ROH KUDUS…, saya ngga perlu menjelaskan…
sebab di Alquran sendiri ada tentang oknum ini (banyak baca ya pak..!!)

maaf pak moderator…, terlalu panjang commentnya

GBU all 🙂

8 12 2009
SujarwoTedjo

@ Ahmed :
Sejak awal saya sudah katakan bahwa anda selalu salah kaprah memahami Yahudi dan kekristenan. Jika anda permasalahkan nama, bagaimana pula jika “kucing” ternyata berarti Tuhan dalam bahasa Tagalog? 🙂

>>> Dari beberapa hari ini kita memakai bhs Indonesia , kenapa sampeyan lari ke bhs Tagalog. Salah kaprah menurutmu atau menurut posting ini. Jikalau nama Allah itu dapat kamu interpretasikan menurut pemahaman sampeyan bukankah gugur semua kebenaran posting sdr Jephman diatas. Bukan saya salah kaprah memahami sejarah Yahudi, hanya ingin tahu kemana wacana yg hendak digulirkan sdr Jephman ini.
___________________________________________

@ Ahmed
Mungkin anda yang masih kabur dengan konsep Trinitas dalam kekristenan, sila baca tulisan bung Jephman.

>> Apa hubungan konsep Trinitas dalam keKristenan dgn sejarah Israel sebagai keterkaitan Tuhan yang sama dalam PL dgn PB. Jikalau memang kita dituntut melakukan perbuatan baik sesuai dgn iman bukankah berarti Allah itu cuman hanya ada satu tempat kita menyembah.
________________________________________________________________

@ Ahmed
kami kaum Kristen tidak akan menyembah ke arah benda mati lainnya seperti pohon, batu, apalagi kotak. Karena Tuhan kami tidak berada disana 🙂

>>> wekhehe … apa krn sampeyan sudah kelimpungan njawab pertanyaan saya maka mulai nyerang keyakinan kami.? Terus terang saja Kaum Muslimin berkiblat ke Mekah maksud sampeyan kan ??? Di atas sudah saya katakan kita diskusi jgn meyerang keyakinan orang , ternyata anda kalah ! Baiklah saya ajukan tantangan kpd rekan Kristiani lainnya, ttg pertanyaan saya di atas ???
_________________________________________________

8 12 2009
Ahmed

@SujarwoTedjo
Dari beberapa hari ini kita memakai bhs Indonesia , kenapa sampeyan lari ke bhs Tagalog. Salah kaprah menurutmu atau menurut posting ini. Jikalau nama Allah itu dapat kamu interpretasikan menurut pemahaman sampeyan bukankah gugur semua kebenaran posting sdr Jephman diatas. Bukan saya salah kaprah memahami sejarah Yahudi, hanya ingin tahu kemana wacana yg hendak digulirkan sdr Jephman ini.
————————————

Saya mengajak anda untuk memakai nalar dan logika dengan baik, mengapa masalah nama menjadi permasalahan besar bagi anda. Tokh wacana nama di tulisan Jephman tersebut hanya mencoba membeberkan penamaan Tuhan berdasar kondisi sosial budaya masyrakat pada daerah dan jaman tersebut.
Itu sebabnya sy coba beranalogi dengan memakai kata “kucing” tapi sayangnya anda tidak dapat menangkap maksud saya

@SujarwoTedjo
Apa hubungan konsep Trinitas dalam keKristenan dgn sejarah Israel sebagai keterkaitan Tuhan yang sama dalam PL dgn PB. Jikalau memang kita dituntut melakukan perbuatan baik sesuai dgn iman bukankah berarti Allah itu cuman hanya ada satu tempat kita menyembah.
————————————

Konsep trinitas diperkenalkan di PB setelah kedatangan Yesus sebagai penggenapan dari konsep keTuhanan yang telah sebelumnya diperkenalkan di PL. Tidakkkah anda bisa menangkap benang merah tersebut?
Dan yang bilang Allah itu lebih dari 1 itu siapa? Jelas2 orang Kristen hanya menyembah 1 Tuhan saja, koq anda jadinya seperti memaksa kami untuk menyembah Tuhan lebih dari 1 🙂

@SujarwoTedjo
apa krn sampeyan sudah kelimpungan njawab pertanyaan saya maka mulai nyerang keyakinan kami.? Terus terang saja Kaum Muslimin berkiblat ke Mekah maksud sampeyan kan ??? Di atas sudah saya katakan kita diskusi jgn meyerang keyakinan orang
———————-

Jangan terlalu sensitif begitu saudaraku, saya hanya mencoba mengajak marilah kita sebagai makhluk yang dianggap sebagai manusia untuk tidak terpatok pada laku..laku..dan laku… Praktek perdukunan jelas2 memakai konsep laku tersebut untuk menanamkan ide spritualnya kepada sesamanya. (contoh: ada ingin punya ilmu pelet, makan nasi putih selama 7 hari, kibaskan telunjuk setiap jam 12 siang, gelengkan kepala ke kiri tiap jam 6 sore, dst…)
Mari gunakan hati, nurani dan akal sehat yang telah dianugerahkanNya pada kita sekalian.

8 12 2009
lovepassword

Gini yah Mister Jephman tercinta : yang saya omongkan tuh gini
Kekerasan itu ada karena terkait dengan situasi dan kondisi maupun tantangan yang dihadapi bangsa-bangsa itu. Jadi ini bukan masalah Time Line . Ini masalah tantangan suatu bangsa pada jamannya.

Lha Yahudi di PL dan Arab punya kemiripan dalam hal latar belakang ini, karena itulah fenomena kekerasan yang muncul juga mirip.

Jadi kalo kamu protes kekerasan di adakan kembali ? Mestinya kamu juga protes mengapa dulunya juga kekerasan diijinkan. Lha mengapa kekerasan bangsa Israel diijinkan tidak kamu protes ?

Jadi ini terkait dengan sikon yang dihadapi bangsa itu.

SALAM Mister Jephman
GBU

8 12 2009
lovepassword

Iya komentar yang tidak bermutu itu memang perlu. Sebab kalo semuanya bermutu malah nggak ada yang kelihatan bermutu. Hi Hi Hi. I Lap yu Mister.. 🙂

8 12 2009
lovepassword

Pertama : Sudah jelas saya katakan bahwa konsep kafir itu memang konsep pembeda antara satu kelompok dan diluar kelompok. Lha konsep ini memang ada dalam Islam dan tentu saja juga ada dalam Kristen. Kamu ketik saja kata Kafir di situs Alkitab Online kalo nggak percaya 🙂

Kedua : Lha terhadap pihak-pihak yang berbeda, terhadap pihak-pihak yang berada di luar kelompok itu – tentu saja tidak selalu berarti harus dimusuhi selama pihak-pihak tidak bersikap memusuhi. intinya itu.

SALAM

8 12 2009
rodrymikhael

ini sudah bulan desember, sebentar lagi natal….selamat natal 2009….kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua 🙂

9 12 2009
jephman

“Jadi kalo kamu protes kekerasan di adakan kembali ? Mestinya kamu juga protes mengapa dulunya juga kekerasan diijinkan. Lha mengapa kekerasan bangsa Israel diijinkan tidak kamu protes ?”
>> gak ada yg protes tuh. Tapi kalau ada yg mau mengeneralisir (menyamakan tepatnya) antara Kristen dan Islam, ya nanti dulu bos hehehe.
Alkitab memang pernah mencatat kekerasan “diijinkan” (perhatikan dlm tanda kutip), dan sudah dicatat juga sebab akibatnya, kami tahu akibat mata ganti mata gigi ganti gigi, maka dari itu kami menolak kekerasan. Ini jelas faktor sebab akibat, tentu saja berkaitan dengan TIMELINE, apalagi pak Love password menyatakan : ” Mestinya kamu juga protes mengapa dulunya juga kekerasan diijinkan.”. Masa gak berkaitan dengan waktu???? (hehehehehe 🙂

Berkaitan dengan sikon tentu saja, makanya “dijinkan” (dalam tanda kutip), padahal sebetulnya tidak.

Beda dong dgn Islam yg MASIH memperbolehkan menggunakan kekerasan untuk membela agama. Apalagi Islam baru muncul setelah lebih dari 600th adanya Perjanjian Baru dan masih pula mengaku PENYEMPURNAAN kitab-kitab sebelumnya. Apa ini gak berkaitan dengan TIMELINE?

Salam pak Love!

9 12 2009
jephman

“Kedua : Lha terhadap pihak-pihak yang berbeda, terhadap pihak-pihak yang berada di luar kelompok itu – tentu saja tidak selalu berarti harus dimusuhi selama pihak-pihak tidak bersikap memusuhi. intinya itu.”

Beda betul ya dengan ajaran Yesus: “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”

Terima Kasih Pak Love atas pencerahannya!
GBU! Jesus Loves You!

9 12 2009
lovepassword

Yang saya omongkan tuh gini : Aturan kekerasan itu sedikit banyak terkait dengan tantangan yang dialami suatu bangsa. Lha jika sikonnya mirip maka aturan mainnya juga mirip.
Lha mengapa dalam kasus aturan kekerasan Islam mirip dengan Yahudi ? Karena memang sikonnya mirip. Itu saja.

Alkitab memang pernah mencatat kekerasan “diijinkan” (perhatikan dlm tanda kutip) ? Tanda kutip di situ artinya apa ? Kalo memang diijinkan yah diijinkan. Mengapa diijinkan ? Karena sikon.

9 12 2009
lovepassword

Saya kan sudah berkali-kali bilang : Masalah mendasar dalam perbandingan agama adalah karena yang dibandingkan adalah dua sisi yang tidak sama. Ayat yang lagi membahas perang dibandingkan dengan ayat yang sedang membahas mengenai mengasihi. Lha tentu saja perbandingannya tidak setara. Hi Hi Hi.

Lha saya kan sudah ngomong : Dalam kasus pribadi , orang per orang manusia disarankan untuk berbuat baik bila perlu bersabar termasuk sebisa mungkin mengendalikan kekerasan :

Di dalam Kristen ada ayat :
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Dalam Islam pun juga oke-oke saja dan disarankan begitu . Sabar itu baik-baik saja dan lebih utama. Ada juga ayatnya :
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik.

Tetapi dalam perspektif penegakan sistem, bagaimanapun siapapun pihak yang bersalah memang harus diadili. Kalopun kamu mengampuni pembunuh adik kamu, sistem harus tetap mengadili pembunuh itu.
Lha ayat-ayat yang terkesan galak itu harus dilihat dalam konteks itu. Seperti juga apa yang ditulis dalam banyak ayat di PL maupun di PB : Sebab pemerintah adalah Hamba Allah untuk kebaikanmu dan memegang pedang.

SALAM

9 12 2009
Fery

Beda dong pak jelas2 Islam memusuhi musuhnya, kristen mengasihi musuhnya, mau dalam atau diluar konteks pun beda, mau ngomongi memusuhi atau ngomongi sabar atau mau kasus pribadi mau kasus rame-rame ya jelassss beda!

@ jephman
gak usah diperpanjang dengan orang ini bang, percuma jagonya cuma berkelit doang!

9 12 2009
Fery

sikon mirip sih mirip. masalahnya sikon dalam PL itu kan masih berlangsung sampai sekarang tapi suruhan “penggal kepala kafir”nya sudah nggak lagi…gheeetooo loh pak

beda dgn Islam memang sikonnya sekarang apa masih sama dgn jaman muhamad..gheeeetoooloh pak

“diijinkan” itu artinya dibiarkan terjadi oleh Tuhan padahal tidak disetujui….gheeeeetooolooo

sikon sih sikon tapi masalah sikon yang sama bukan berarti agamanya jadi sama2 menghalalkan darah musuh toh??????????

piye to
jadi tambah begok aku ngomong sama pak Love

9 12 2009
lovepassword

@Fery :

Jawabanku kan jelas ya sayang : Secara pribadi kita harus mengasihi orang lain, sabar , dsb . Tetapi dalam perspekstif sistem, suatu sistem yang adil harus mengadili siapapun yang bersalah. Lha konsep pengadilan itu justru ada sebagai wakil Allah.

Konsep ini ada dalam Islam dan juga diakui kebenarannya dalam Kristen baik Protestan lebih-lebih Katholik.

Konsep just war atau bagaimana memandang kekerasan dari perspektif sistem diakui benar oleh bapa2 gereja baik Katholik maupun Protestan, seperti Agustinus, Thomas Aquinas, Martin Luther dan John Calvin. Konsep itu jelas Alkitabiah. 🙂 karena didukung oleh banyak ayat dalam PL maupun PB serta tafsirnya juga diakui oleh para pakar tafsir dari gereja mayoritas , oleh bapa2 gereja Katholik dan para pendiri gereja protestan.

Kalo memang pendapat ini salah, silahkan disanggah tentu saja dengan argumentasi. Membuktikan ini kan gampang : Ketik saja kata just war di google , maka anda bisa melihat dengan jelas , benar mana anda atau saya … 🙂

SALAM Saudara Fery
GBU

9 12 2009
lovepassword

Salam juga … 🙂

9 12 2009
lovepassword

Selamat Natal deh .

10 12 2009
jephman

ah siapa bilang Just war itu diakui itu artinya sama dengan memperbolehkan “memenggal leher musuh dan memotong ujung2 jarinya” dalam kristen?
mau mengeneralisir lagi ya pak Love ? hehehe

siapa bilang juga perkataan Agustinus, Thomas Aquinas, Martin Luther dan John Calvin itu sama dengan perkataan Yesus?
Masih gak melihat perbedaannya juga pak Love?

Gini aja pak Love:
Apa ada Allah SWT dalam Al Quran mengatakan : “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”?
Jawabnya jgn lari ke sikon, lari ke konsep kafir, lari ke timeline, lari ke just war… capek pak lari-lari terus hehehe 😛

Tetaplah fokus terhadap apa yg dikatakan TUHAN dalam kitab masing2. Tentu saja ada “aturan tambahan” yang dibuat manusia, yg menyesuaikan dengan yg bapak bilang sikon itu. Tentu saja ada perang yg tidak bisa dihindari, justru karena ada sikon dan harus mengasihi musuh itulah lahir Justwar. supaya aturannya jelas dan tidak membabi buta membunuh semua musuh apa itu ibu2, anak2, turis apa militer kan harus jelas. Gak main ledakkan bom di masjid atau hotel misalnya.

Tapi apakah Tuhannya menyetujui hal seperti itu? Apa Tuhannya yang menyuruh memerangi kafir memenggal leher dan memotong ujung jari sampai mengepung memaksa kafir menyerah dan menyebutkan kalimat sahadat, kalau perlu sampai mereka bunuh diri? Atau Tuhannya jelas2 bilang : Jangan Membunuh?

Renungkanlah pak love, mengeneralisir agama tidak membuat anda melihat kebenaran, hanya membuat bapak kabur dari kenyataan.

Salam!

10 12 2009
lovepassword

@jephman tercinta : ah siapa bilang Just war itu diakui itu artinya sama dengan memperbolehkan “memenggal leher musuh dan memotong ujung2 jarinya” dalam kristen?
mau mengeneralisir lagi ya pak Love ? hehehe

===> Saya cuma ngomong Sebagai individu kita manusia disarankan untuk berbuat baik termasuk yang termulia tentu saja mengampuni kesalahan orang lain. Bersabar itu bagaimanapun mulia. Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik.

Tetapi dalam perspektif sistem, suatu sistem yang baik dan adil harus tetap mengadili siapapun yang bersalah sesuai hukum yang berlaku. Itu jelas.

Jadi kalopun saya atau kamu mengampuni orang yang menjahati kita, sistem tetap harus mengadili orang itu sesuai kesalahannya, tentu sesuai aturan main yang berlaku dalam sistem itu.
Saya rasa mudah dipahami.
Tidak ada larangan dalam Islam seorang individu mengampuni orang lain , tetapi kalo kasusnya pelanggaran hukum, tentu hukum itu harus ditegakkan. Pertama agar kejahatan tidak meluas, kedua untuk memberikan rasa keadilan.
Itulah konsepnya , begitu jugalah konsep just war.

Lha kalo kamu bertanya : Apakah perkataaan Agustinus, Luther, dsb sama dengan perkataan Yesus ?

Lha apa menurutmu tafsir kamu terhadap ajaran Yesus lebih benar daritafsir yang dibuat oleh para bapa gereja Katholik dan pendiri Kristen Protestan ??? 🙂 😀

Jawabannya aslinya mudah , nggak enak kan kalo nyamber balik ke kamu terus hi hi hi :

Para ahli tafsir menafsirkan just war berdasarkan analiasa komprehensip isi Alkitab PL dan PB tentu saja di dalamnya termasuk perkataan Yesus. Tetapi masalahnya adalah bagaimana mengartikan tiap tiap perkataan Yesus . Tentu tidak setiap kata perlu diartikan hurufiah, misalnya Yesus kan juga mengatakan kalo matamu berbuat dosa cungkillah, lha kata2 Yesus itu sendiri kan tidak diartikan sehurufiah itu. Lha berapa kali matamu sudah berbuat dosa, toh kamu nggak pernah mencungkil matamu kan? Itu artinya perlu pemahaman yang ekstra tidak cuma mengartikan tiap kalimat secara apa adanya, tetapi perlu digali maknanya.

Lha mencegah kejahatan berkembang termasuk kalo terpaksa dengan kekerasan dianggap masih selaras dengan ajaran Yesus, karena bagaimanapun Allah yang Suci adalah Allah yang tidak senang dengan kejahatan.
Lha kalopun banyak penekanan ajaran Yesus yang menekankan pada pola hidup kesabaran individu, tentu ini harus dilihat secara lebih komprehensip. Yesus datang ketika penekanan pada sistem terlalu berlebihan sehingga sisi individu manusia terampas. Ahli Taurat menciptakan sistem yang memberangus kebebasan individu manusia , yang mempersulit.

Lha Yesus perlu menyeimbangkan itu sehingga sistem dihargai, tetapi sisi individu manusia juga dihargai.

Jangan cuma sekedar melihat Yesus mendorong tiang ke kanan terus kalian semua ikutan mendorong tiang ke kanan. Tetapi lihatlah Yesus mendorong ke kanan itu karena tiangnya miring ke kiri, lha didorong ke kanan supaya kembali ke tengah ke tempat seharusnya. Lha kalo tiangnya sudah miring ke kanan tentu konyol kalo kalian cuma mengikuti apa yang terlihat tetapi tidak tahu filosofisnya. Hi Hi Hi

Lha Bapa Gereja baik Katholik maupun Protestan , secara komprehensip melihat itu. Bahwa menanggulangi kejahatan itu juga jelas sejalan dengan ajaran Kasih Yesus.

Membiarkan pembunuhan dsb itu juga sama dengan membunuh. bahkan juga meninggalkan beban dosa bagi sang terdakwa, karena itu kejahatan harus dicegah dan bila sudah terlaksana maka harus diadili.

Lha kalo kamu tanya kepadaku dengan perkataan aneh : Apakah ajaran Agustinus dan Martin Luther sama dengan ajaran Yesus.

Yah jawabannya gampang :
: Begitu merasa hebatkah dirimu sehingga merasa lebih bisa menafsirkan isi Alkitab ketimbang para Bapa Gereja Katholik , para ahli tafsir Alkitab dan tokoh-tokoh besar pendiri gereja Protestan ????

Salam Saudara Jephman tercinta
GBU

11 12 2009
jephman

@ Pak Love yg mencintai diriku 😛

Tentu saja semua agama mengaku mengajarkan kebaikan, untuk bersabar dlsb, tapi apakah semua agama Tuhannya menyuruh memerangi kafir yg melawan sampai mereka menyerah kalau perlu bunuh diri, kalau sudah terjepit diantara lembah & ceruk batu, pohon dan batupun berteriak memanggil orang beriman untuk memenggal mereka????

Apa yg pak Love utarakan tentu saja mudah dimengerti, tapi harus dilihat bahwa ini mereka sedang membuat aturan tambahan bukan untuk meniadakan hukum Taurat “Jangan Membunuh” atau “Kasihilah musuhmu”. Sampai sini mengerti pak?

Tentu saja konsep Justwar itu diadakan untuk hal2 yang memang tidak bisa dihindari termasuk perang. Tapi apakah Yesus memperbolehkan membunuh?

“Lha apa menurutmu tafsir kamu terhadap ajaran Yesus lebih benar daritafsir yang dibuat oleh para bapa gereja Katholik dan pendiri Kristen Protestan ???”
>> Yang membuat tafsir saya dikontradiksikan dengan tafsir bapa gereja kan anda pak Love. 🙂 Yesus jelas melarang membunuh…kenapa ujung2nya ada aturan Just war? apa itu artinya Yesus menyuruh memenggal kepala sapi…eh…salah kepala kafir dan membuat sop dari ujung2 jari mereka????

“Begitu merasa hebatkah dirimu sehingga merasa lebih bisa menafsirkan isi Alkitab ketimbang para Bapa Gereja Katholik , para ahli tafsir Alkitab dan tokoh-tokoh besar pendiri gereja Protestan ?”
>> Saya gak merasa lebih hebat dari mereka pak Love. Tapi saya bisa membedakan bahwa mereka membuat konsep Justwar bukan berarti mereka tidak mengetahui adanya larangan Yesus untuk membunuh. 🙂

Cobalah untuk obyektif melihat kedua kitab Pak Love, tafsiran memang berlaku untuk ayat2 tertentu yang memerlukan penafsiran. Tapi itu bukan berarti semuanya perlu iditafsirkan karena ada ayat2 yang sudah jelas tidak perlu penafsiran.

Salam juga pak Love yang mencintai ku 🙂
Jesus Loves You too!

11 12 2009
lovepassword

@Mister jephman yang juga mencintai diriku 🙂

tapi apakah semua agama Tuhannya menyuruh memerangi kafir yg melawan sampai mereka menyerah kalau perlu bunuh diri, kalau sudah terjepit diantara lembah & ceruk batu, pohon dan batupun berteriak memanggil orang beriman untuk memenggal mereka???? ===> Hi Hi Hi, whaduh …:) kok gitu sih. Lha kamu kan ya tahu dalam agama itu ada kiasan ada hiperbola parabola barang.

Coba kamu juga pikirkan dengan standard yang sama : Apakah semua agama juga mengajarkan untuk membunuh musuh seluruhnya bahkan sak binatang ternaknya harus dimusnahkan 🙂
================================================

Apa yg pak Love utarakan tentu saja mudah dimengerti, tapi harus dilihat bahwa ini mereka sedang membuat aturan tambahan bukan untuk meniadakan hukum Taurat “Jangan Membunuh” atau “Kasihilah musuhmu”. Sampai sini mengerti pak? ===> Kalo menurutku sih anda yang kurang mengerti 🙂 : Saya barusan diskusi sama saudara Dewo, dia ngomong gini :

Apa yang dihalalkan Allah tidak boleh diharamkan manusia. Tentu semua ahli tafsir juga tahu ini. Intinya mereka itu maksudnya tentu bukan merekayasa aturan dari Allah atau nambahi sendiri. Membuat aturan tambahan dsb. Tetapi mereka menafsirkan berdasarkan pemahaman komprehensip mereka atas isi Alkitan termasuk diantaranya tentu saja mereka juga memperhatikan kata2 Yesus. Lha kamu menafsirkannya terlalu literal dan tidak komprehensip. 😀

Yesus jelas melarang membunuh…kenapa ujung2nya ada aturan Just war? ==>
Mengapa tidak kamu tanyakan juga : Mengapa Allah yang melarang membunuh dalam 10 perintah Taurat justru menyuruh bangsa Israel berperang ???

Logikanya kan sudah kujelaskan : secara individual kita dianjurkan untuk mengampuni orang lain, tetapi sistem tetap harus menghukum siapapun yang bersalah.

Lha dengan logika kamu ini tentu akan lebih sulit kamu jelaskan : Mengapa di satu sisi Allah meminta supaya jangan membunuh, tetapi di sisi lain mengapa Allah juga menyuruh Nabi2nya dan bangsa Israel berperang ??? Bagaimana penjelasanmu? Bukankah logika ini setara dengan pertanyaanmu : Yesus jelas melarang membunuh…kenapa ujung2nya ada aturan Just war? ===> Kamu mengadu just war dengan ajaran Yesus seakan just war bertentangan dengan ajaran Yesus, padahal jurisprudiensinya bisa kamu lihat. Bangsa Israel berperang meskipun Allah memerintahkan jangan membunuh. APakah ada perang yang tidak membunuh? Kecuali perang ketoprak? Hi Hi hi

Saya gak merasa lebih hebat dari mereka pak Love. Tapi saya bisa membedakan bahwa mereka membuat konsep Justwar bukan berarti mereka tidak mengetahui adanya larangan Yesus untuk membunuh ===> Justru itulah mereka memang jelas tahu. Mustahil bapa gereja katholik dan protestan itu sedemikian oonnya sehingga tidak membaca perkataan Yesus kan ? Lha mereka jelas membaca dan tahu. Lha masalahnya adalah bagaimana mereka mengartikan itu. Begitu juga bagaimana kamu mengartikan itu.

Dalam hal ini saya lebih setuju tafsir para bapa gereja ketimbang ide kamu. Boleh kan yah ??? 😀
===============================================
Cobalah untuk obyektif melihat kedua kitab Pak Love, tafsiran memang berlaku untuk ayat2 tertentu yang memerlukan penafsiran. Tapi itu bukan berarti semuanya perlu iditafsirkan karena ada ayat2 yang sudah jelas tidak perlu penafsiran. ===? Saya jelas objektif, yang saya tulis ini adalah tafsir resmi gereja Katholik ada imprimaturnya ada nihil obstatnya. Yang menafsirkan Alkitab dengan membuat konsep just war adalah Santo Agustinus kemudian didukung oleh para Bapa Gereja Katholik lainnya diantaranya Thomas Aquinas. Begitu juga para pendiri gereja Protestan semacam Martin Luther mendukung just war.

Meskipun dalam beberapa hal Martin Luther berbeda dengan Katholik tetapi Luther dalam kasus just war sependapat dengan konsep ini.
Artinya sangat-sangat jelas : Saya memakai tafsir yang sah , legal, yang diakui benar oleh gereja baik gereja Katholik maupun Protestan.

Kalaupun ada sebagian gereja Protestan yang memiliki konsep lain misalnya Pacivisme , kamu tidak bisa menisbikan bahwa para ahli tafsir Alkitab yang berdiri di belakang konsep just war sangat-sangat banyak.

Mereka pakar Alkitab, Mereka tahu Alkitab dan mereka ahli di bidangnya dan mereka tentu saja sangat tidak mungkin kalo tidak pernah membaca ucapan Yesus. 🙂

Dalam beberapa hal, misalnya dalam menjelaskan kontradiksi kekerasan di PL, konsep just war jauh lebih masuk akal ketimbang Pacivisme. Saya tidak yakin kamu bisa menjelaskan mengapa Allah yang melarang membunuh justru memerintahkan membunuh ??/Lha konsep just war bisa menjelaskan itu relatif lebih baik.

Salam Saudara Jephman
GBU
I Lap Yu phulllll …

11 12 2009
jephman

@ Love Password

Pak Love, dari awal sudah saya terangkan tentu saja ada aturan tambahan Justwar yang dibuat manusia agar perang, setidaknya, memiliki moral juga. Dan tidak pernah saya menolak bahwa Justwar itu bukan hasil pemikiran bapak gereja. Justru karena perang itu bunuh-bunuhan dan disisi lain Alkitab melarang membunuh, makanya lahir Justwar. Supaya perang itu tidak membabi buta, gak asal ngebom, atau nabrakin pesawat ke gedung perkantoran misalnya, mesti jelas lawannya sipil apa militer gak main gorok leher anak sekolah atau ibu2 misalnya. Begicu pak

Tapi apakah Tuhan Yesus menyuruh memenggal kepala dan memotong ujung jari? 🙂

Bapak jelaskan panjang lebar tinggi rendah sedalam-dalam dan seluas2nya juga tidak ada yang menolak kalau Justwar itu hasil dari pemikiran bapak gereja, pak Love.

Tapi apakah Tuhan Yesus menyuruh memenggal kepala dan memotong ujung jari? 😀

“Saya tidak yakin kamu bisa menjelaskan mengapa Allah yang melarang membunuh justru memerintahkan membunuh ?”
>> Ah saya gak mesti meyakinkan bapak apa yg harus dijelaskan 🙂 yg penting kan harus jelas Tuhan dalam Alkitab tidaklah sama dengan Allahnya Islam dalam Alquran. Tentu saja ada situasi dan kondisi yang memaksa manusia mempertahankan diri. Tapi apakah membabi buta dalam “mempertahankan diri” tentu ada aturannya yg namanya Justwar itu. Dan yg bapak bilang : ” Allah yang melarang membunuh justru memerintahkan membunuh” sepertinya semua postingan diatas sudah memberikan penjelasan tuh pak bahwa Tuhan sebenarnya tidak memerintahkan membunuh karena jelas2 mengatakan Jangan membunuh hehehe

Begitu pak. Mengerti pak?

Salam.

11 12 2009
lovepassword

@Saudara Jephman tercinta :

Dan yg bapak bilang : ” Allah yang melarang membunuh justru memerintahkan membunuh” sepertinya semua postingan diatas sudah memberikan penjelasan tuh pak bahwa Tuhan sebenarnya tidak memerintahkan membunuh karena jelas2 mengatakan Jangan membunuh hehehe

===> Hi Hi Hi.Faktanya kan ndak gitu, kamu bisa melihat dua sisi itu sama-sama ada. Yang memerintahkan jangan membunuh di 10 perintah Allah pada hukum Taurat itu memang Allah, tetapi yang menyuruh bangsa Israel berperang termasuk membunuh musuh-musuhnya itu juga Allah. Lha masalahnya adalah bagaimana kita melihat dua hal ini secara seimbang, secara komprehensip. Allah menyuruh perang itu konteksnya apa. Lha Allah melarang membunuh itu konteksnya apa. Kan ya gitu 🙂

SALAM Jephman tercinta
GBU

12 12 2009
Fitri

Kalau mengejek agama Islam paling semangat tapi kalau agamanya di ejek malah merengek pakai tulisan begini. Ini pasti di moderasi dan tidak di keluarkan. Terbukti yang komen cuma itu – itu aja orangnya.

Ketakutan ya?

12 12 2009
rodrymikhael

lha ini kok bisa masuk?

13 12 2009
Robinson Agus Sihotang

@ Jephanya Manalu

JOHANNES 6 : 40
Ai on do dipangido roha ni Damang: Naeng ma dapotan hangoluan salelenglelengna ganup na marnida Anak i jala porsea di Ibana; jala paheheonku do ibana di ari parpudi.

Selamat Advent da laeku…

Sai lam dipargogoi Tuhan i ma ho laho manghataon hata ni Tuhan i tu halak naso porseai di Tuhan tai .

Syalom ma di laeku

14 12 2009
jephman

Pak Love, bapak sadar tidak apa yg sedang bapak bicarakan?

Bapak mengulangi pertanyaan2 yg sering dilontarkan muslim justru setelah saya mencoba menjawabnya. Orang bilang ini keblinger namanya, saya bilang sih ini keterlaluan KEKEKEkkk 🙂

“Lha masalahnya adalah bagaimana kita melihat dua hal ini secara seimbang, secara komprehensip. ”
>> Apa yg kurang seimbang dari melihat kedua kitab secara murni? Kitab mana yg sikon, konteks, dll nya sudah lewat tapi masih menyuruh menghalalkan darah musuh??

“Allah menyuruh perang itu konteksnya apa. Lha Allah melarang membunuh itu konteksnya apa. Kan ya gitu”
>> Konteksnya memang sudah jelas. Yg bilang konteksnya gak jelas siapa pak Love? Di postingan atas sudah ditulis sikon, latar belakang, dlsb. Tapi agama mana yg menghalalkan bunuh diri dan membunuh manusia yg beragama lain?

14 12 2009
lovepassword

@jephman tercinta yang mencintai diriku :

Whaduh..whaduh..jangan galak-galak bro. Selamat Natal dulu deh. 😀

“Lha masalahnya adalah bagaimana kita melihat dua hal ini secara seimbang, secara komprehensip. ”
>> Apa yg kurang seimbang dari melihat kedua kitab secara murni? Kitab mana yg sikon, konteks, dll nya sudah lewat tapi masih menyuruh menghalalkan darah musuh??

===> Lho jika memang sikonnya lain, konteksnya lain, dsb yah tentu saja nuansa perintah itu juga sudah lain.
Kan gini ya : Jika A maka B
ternyata tidak A maka tentu saja juga tidak B. Gampang itu kan yah . Kitab manakah yang menghalalkan darah musuh? Di dalam Ulangan 13 ayat 6 sampai 9 mister jephman tercinta, jangankan musuh jika ibumu menyembah Allah lain saat itu juga kamu diperintahkan membunuhnya. Di ayat 15 , suatu bangsa harus dibunuh bersih bahkan termasuk sak binatang yang ada di situ. Allah yang memerintahkan jangan membunuh memerintahkan pembunuhan total suatu bangsa bahkan termasuk binatang yang tidak jelas apa kesalahannya.

Tapi agama mana yg menghalalkan bunuh diri dan membunuh manusia yg beragama lain? ===> Kalo agama mana entahlah, tetapi jika Kristen mengaku Tuhannya sama dengan Tuhan Yahudi maka jelas pertanyaan itu jawabannya apa kan ? Tuhan mana yang menyuruh membunuh manusia yang beragama lain ? Tuhan yang namanya tertulis di dalam Kitab Ulangan , bahkan bukan cuma manusia lain, jika anak atau ibumu yang melakukan dosa itu – menjadi kewajibanmu yang pertama kali menghukum mereka.

Kamu katakan perhatikan konteksnya, OKE deh. yah tentu saja saya memperhatikan konteksnya. Saya cuma mengajak anda melihat dengan standard yang sama. Cuma itu saja. Anda mengatakan sikonnya sudah lewat? Lha dengan pola pikir yang sama mengapa anda katakan sikon ayat yang anda posting itu belum lewat?

Bahwa ada orang, entah Islam maupun Kristen yang mengartikan ayat2 model begituan sebagai pembenar kekerasan itu juga sama-sama jelas ada. Sekali lagi jelas memang ada. Jadi tetap tidak bisa salah satu pihak merasa diri benar kemudian mendiskreditkan pihak lain gara2 ayat2 model begituan.
Saya rasa sudah jelas.

Selamat Natal
GBU

15 12 2009
jephman

Pak Love, untuk kesekian kalinya saya bertanya : Bapak gak sadar apa yg bapak tulis? Atau bapak memang tidak membaca yg saya tulis? 🙂

Silahkan bapak berceloteh panjang lebar tentang Perjanjian Lama, ujung-ujungnya saya akan terus bertanya (dan tidak pernah dijawab) : apakah kekejian itu masih diteruskan atau sudah dihentikan? Apakah Yesus menyuruh memenggal kepala kafir dan membuat sop ujung2 jarinya atau mengasihi musuh?

Semuanya sudah terjadi dan orang Kristen melihat sejarah kekerasan ini dari jauh dan berkata : cara itu pernah dilakukan dan terbukti gagal.

Sampai sini bisa dimengerti pak?
Dan kalau 600 th kemudian (dan sampai sekarang ada yg meneruskan) dan ngaku2 sebagai agama penyempurna…..ya gitu deh pak hehehe

Kalau bapak mau menggeneralisir “Islam – Kristen sama-sama menyetujui kekerasan” itu mungkin benar KALAU HANYA MELIHAT AYAT2 TERTENTU di Perjanjian Lama SAJA. (Perhatikan kata2 yg saya tulis huruf besar pak. resapi dulu….tahan nafas….hembuskan………….). Makanya, perhatikan juga ayat2 YANG MENGUTUK, dan mencatat AKIBAT dari kekerasan itu. Jangan cuma menyodorkan masalah tapi tidak mau melihat penjelasannya pak Love. Orang bilang itu tidak obyektif, saya bilang cuma mau menang sendiri hehehe

Tapi apakah kekerasan itu dilarang DARI AWAL dan AKHIR Alkitab?

Sudah dari awal kita disodorkan “Jangan Membunuh”, lantas di kitab ulangan dan kitab lain “ayo perang”. Tentu saja ini berkaitan dengan sikon dan terbukti hanya membawa bencana. Lalu Tuhan berfirman “Kasihilah Musuh”. Beberapa ratus tahun kemudian datang muslim: “Tuh Alkitabmu menyuruh membunuh juga,”. Lantas saya menulis di blog, terus datang pak Love bilang : “Tuh Alkitabmu setuju kekerasan”. Wealahhhh aduh biyuuungg hehehehe 🙂

apakah Alkitab berteriak sampai kiamat : “Perangilah kafir”, “Berjihadlah di jalan Yesus”, “Bela agamamu! Tegakkan syariat nasraniyah sampai mengorbankan nyawamu gak apa-apa deh” ????

“Saya rasa sudah jelas.”
>> Memang sudah jelas daridulu pak. Bapak saja yg ngotot mau menyamakan Al Quran dengan Alkitab. Cobalah untuk melihat masalah lebih obyektif Pak Love, megeneralisir kitab, hanya membuat pak Love tidak melihat jawaban yg telah disediakan.

“Whaduh..whaduh..jangan galak-galak bro”
>> Perasaan gak ada yg galak deh pak Love. 🙂 Jangan lebay pak hehehe

Salam!

15 12 2009
tanobato

Tuhan yang aku sembah selama hidupku adalah Tuhan yang sama sejak dulu, kemarin, hari ini, besok, dan sampai selama-lamanya. Tak pernah aku ragu tentang hal itu.

Bagi yang masih ragu, inilah saatnya untuk merenungkan-kembali keimanannya. Selama masih ada kesempatan, janganlah disia-siakan.

Ayo!

15 12 2009
lovepassword

@saudara jephman yang mencintai diriku :

Yah tentu saja saya bacalah jawabanmu, apalagi kamu kan nulisnya pake bahasa Indonesia yang sungguh romantis makan buncis. Saya juga kira-kira pahamlah apa pendapatmu, tetapi tentu ada sisi dimana saya tidak sependapat.

Anda boleh saja menafsirkan seperti itu dengan gaya2 ala pacivisme karena yah biarpun tidak terlalu umum, pacifisme pun masih diakui lumayanlah sebagai salah satu cabang pemikiran di dalam Kristen Protestan.

Lha masalahnya adalah ada sisi yang sudah saya jelaskan kemarin-kemarin yang tidak kamu lihat 🙂

Pertama : Yesus datang ketika ada penekanan atau pendewaan luar biasa terhadap aturan, sehingga sisi kebebasan individu manusia terabaikan. Seolah hidup manusia itu tujuannya sekedar untuk memenuhi aturan. Harus ini dan harus itu. Lha itu baik-baik saja sepanjang tidak lebay. Lha pada jaman Yesus kondisi pendewaan terhadap aturan itu sedemikian lebaynya plus penyalahgunaannya sehingga Yesus perlu menyeimbangkan itu dari sisi individu manusia.

Gampangannya bagus mana sih membangun manusia atau sistem? Mestinya ya seimbang. Tetapi karena saat itu yang dominan adalah pendewaan terhadap aturan main yang lebay maka Yesus berada posisi menyeimbangkan itu. Karena itulah Yesus sangat berperan sebagai kritikus sistem di sini. Termasuk manusia untuk hari Sabat dsb bukan hari Sabat untuk manusia. Konteksnya itu apa ? Konteksnya adalah menyeimbangkan hal2 yang tidak seimbang. Mengembalikan lagi ke tengah ke tempat seharusnya. Sekali lagi seperti yang sudah saya omongkan bukan sekedar kamu lihatnya Yesus mendorong tiang ke kiri kalian ikut2an. Lha Yesus mendorong ke kiri karena tiangnya miring ke kanan. DI luruskan lagi.
Lha itulah sisi yang tidak kamu lihat. Karena itulah ayat2 semacam jika ditampar pipi kiri berikanlah pipi kanan itu bisa ada, karena penekannya pada kesalehan individu waktu itu. Tetapi Yesus kan juga ngomong satu iota hukum Taurat tidak dihapuskan. Jika hidupmu tidak lebih benar dari cara hidup orang yahudi..bla bla…
Lihatlah juga itu.

Logika Pacivisme itu jadi agak aneh karena apa ? Yah karena kamu menganggap Allah itu sedemikian begonya sehingga perlu melakukan semacam trial error.
Coba kamu pahami lagi jawabanmu itu :

Sudah dari awal kita disodorkan “Jangan Membunuh”, lantas di kitab ulangan dan kitab lain “ayo perang”. Tentu saja ini berkaitan dengan sikon dan terbukti hanya membawa bencana. Lalu Tuhan berfirman “Kasihilah Musuh”. Beberapa ratus tahun kemudian datang muslim: “Tuh Alkitabmu menyuruh membunuh juga,”. Lantas saya menulis di blog, terus datang pak Love bilang : “Tuh Alkitabmu setuju kekerasan”. Wealahhhh aduh biyuuungg hehehehe 🙂

===> Pertama , saya tidak mengatakan Alkitab setuju dengan kekerasan. Itu generalisasi kan yah? Yang saya katakan adalah ada sisi keras dan lembut dalam agama. Lha bagaimana kita melihat itu secara seimbang. Saya ngomong gitu lho – bukan mengatakan Alkitab setuju kekerasan. Jadi nggak perlu kamu manggil2 biyung di sini dong. 🙂

====> Kedua : Menurut logika kamu itu Allah melarang berperang, terus karena sikon boleh perang kan yah? Mengapa boleh perang? Karena sikon. Yah sudah berarti artinya kan karena sikon boleh perang. Hi Hi Hi.

Lha maksudmu Allah lagi coba2 gitu ya . Perang – nggak perang -perang – nggak perang – perang – nggak perang. Nggak perang, kelihatannya kok nggak seru maka mendingan perang. Lha perang kok terlalu seru maka jangan perang. Terus endingnya karena menurut Allah yang bagus itu nggak perang , maka yah nggak boleh perang. Lha itu kan menurutmu. Lha kalo Allah bisa berubah pikiran dari melarang membunuh ke perintah perang, kemudian kembali lagi ke larangan membunuh. Yah dengan alasan karena sikon juga Allah juga bisa memerintahkan untuk perang lagi. Karena jurisprudiensinya saja ada : Allah memang memerintahkan jangan membunuh, tetapi Allah juga memerintahkan untuk berperang. Kalo kemudian Allah memerintahkan jangan membunuh lagi, yah bisa saja Allah memerintahkan berperang lagi dengan alasan sikon yang sama kan yah 🙂 Itu tidak terlalu aneh karena kan memang pernah terjadi seperti itu.

Saya tidak pernah menyamakan AlQuran dengan Alkitab atau menyamakan Islam dengan Kristen , atau lainnya. Saya cuma mengatakan di saat kita membandingkan dua hal , kita akan menjumpai baik persamaan dan perbedaan keduanya. Lha lihatlah itu secara seimbang dan komprehensip , dengan standard dan sisi yang sama.

Lha kalo anda mau membandingkan dua hal misalnya saja ayam sama bebek, yang kamu bandingkan sayapnya ayam sama paruhnya bebek, tentu saja lebih tidak nyambung. Tentu lebih nyambung jika yang kamu bandingkan antara sayapnya ayan dan sayapnya bebek. Hi hi hi . Lha kalo paruh ayam kamu bandingkan sama kaki bebek kemudian kesimpulannya jadi aneh, lha yang salah kan yang milih . 😀

Maksudku tuh gitu. Tidak ada dua hal yang persis sama, begitu juga tidak ada dua hal yang sepenuhnya berbeda. Lha lihatlah keduanya secara seimbang. Itu saja.

SALAM Saudara Jephman
GBU

16 12 2009
jephman

Pak Love, untuk terakhir kalinya Bapak gak baca tulisan saya ? Bapak gak sadar sedang ngomong apa?

Tulisan saya ini untuk menjawab saudara-saudara kita yang muslim (yg terkait juga dgn pertanyaan sebagian umat kristen). Nah kalo tidak membicarakan Islam dan Al Quran juga, lantas mau ngapain pak? mau memberitahu yg sudah diketahui? 🙂

Masalah Pacifisme, apakah saya sedang mengkampanyekan pacifisme? Camana pak Love ini, hehehe orang bilang ngalor ngidul, saya bilang ini kebingungan sendiri. Mau nembak sana, gak jadi. Mau lari kesini gak jadi. Kalau bapak mau memberitahu ada sisi keras ada sisi lembut agama, yg saya tulis disini : sisi keras dalam Alkitab itu hanya “diijinkan” (dalam tanda kutip) pada masa tertentu saja berbeda dgn Alquran yg masih menyuruh membunuh kafir. Mengerti pak?

“Pertama , saya tidak mengatakan Alkitab setuju dengan kekerasan. Itu generalisasi kan yah? Yang saya katakan adalah ada sisi keras dan lembut dalam agama. Lha bagaimana kita melihat itu secara seimbang. Saya ngomong gitu lho – bukan mengatakan Alkitab setuju kekerasan. Jadi nggak perlu kamu manggil2 biyung di sini dong.”
>> ckckck memangnya saya ngomong apa pak? Yg saya bilang juga:… KALAU HANYA MELIHAT AYAT TERTENTU di Perjanjian Lama, harus dilihat juga ayat2 lain yg mengutuk dan mencatat AKIBATnya. Apa ini tidak melihat scr seimbang? Ini juga karena bapak ngotot ttg masalah sikon, Justwar dll yg hanya menyoroti sisi kekerasan saja tanpa mau menerangkan juga bahwa ada ayat yg menolaknya.

“Menurut logika kamu itu Allah melarang berperang, terus karena sikon boleh perang kan yah? Mengapa boleh perang? Karena sikon. Yah sudah berarti artinya kan karena sikon boleh perang. Hi Hi Hi.”
>> Nah ini dia pak. Apa yg bapak tulis itu hanya logika yg berputar-putar ditempat. Makanya saya tulis jawaban ini :…KALAU HANYA MELIHAT AYAT TERTENTU di Perjanjian Lama, harus dilihat juga ayat2 lain yg mengutuk dan mencatat AKIBATnya. Jadi kata diperbolehkan disini ditulis pakai tanda kutip : “diperbolehkan”. Kalau bapak baca, dari awal saya selalu tulis “diijinkan”.
Ini berbeda kalau gak pakai tanda kutip. Karena dari awal Hukum Taurat sudah menegaskan “Jangan Membunuh”. Tentu saja ada situasi kondisi manusia terancam hidupnya oleh manusia lain. Makanya “diijinkan” walaupun sebenarnya Tuhan tidak menyetujui membunuh. Ini berbeda dengan Islam dimana sikon nya sudah lewat, suruhan menggorok leher kafir dan memotong ujung jarinya masih berlaku . Lantas Perjanjian Baru pun KONSISTEN bahkan lebih menjauhi kekerasan. Ayat2nya sebagian sudah saya kutip dipostingan diatas.

Begicthuu Pak Love, masalah bebek dan ayam, biarlah itu jadi permasalah bapak saja. kekekek 🙂 Biar bapak pikirkan saja mana sayap disambungkan dengan paruh bebek WAKAKAK 🙂 Saya gak mau ikut2an menganalogikan betapa RUMITnya sayap dan paruh bebek ayam ke permasalahan sesederhana ini pak Love. Hehehehe

Awal permasalahannyakan sudah saya tulis dipostingan ketika muslim sering kita jumpai berkata: “Tuh Alkitabmu juga menyetujui kekerasan”. Tentu saja harus menyangkut PEMBANDING yang sedang saya bicarakan yaitu Al Quran. Makanya saya mencoba seimbang dengan meneliti benar tidaknya Alkitab menyetujui kekerasan. Ternyata dari awal Alkitab tidak setuju, ditengah2 ada masanya “menyetujui”, terakhir ternyata tetap konsisten tidak setuju. Dan penjelasan mengenai masa “menyetujui” itu bertebaran disini. Tinggal bapak baca saja.

Salam pak Love!

16 12 2009
CosmicBoy

@ All,

Sila baca kutipan ini. Saya nyari dialog antara Pak Tedjo & Ahmed.

@SujarwoTedjo
apa krn sampeyan sudah kelimpungan njawab pertanyaan saya maka mulai nyerang keyakinan kami.? Terus terang saja Kaum Muslimin berkiblat ke Mekah maksud sampeyan kan ??? Di atas sudah saya katakan kita diskusi jgn meyerang keyakinan orang

Dalam dialog itu, daku perhatikan bahwa Pak Tedjo banyak sekali ‘nyerang’ iman Kristen, jadi apabila Pak Ahmed mempertanyakan iman Islam, koq sensitif banget? Saya pengen nanya, why moslem are so sensitive, mempertanyakan iman aja koq takut, sensitif? Kristen santai2 saja, kenapa ya?

16 12 2009
lovepassword

@Saudara Jephman yang mencintai diriku :

Seperti yang sudah saya katakan saya memahami tulisanmu, tetapi bagi saya isi tulisanmu itu cuma mencakup setengah sisi saja 🙂

Kamu mengatakan di dalam Alkitab , kekerasan “diijinkan” hanya pada masa tertentu saja . Yang ingin saya tanyakan , masa tertentu saja itu kapan? Apakah cuma boleh pada masa PL saja ?

Lha kalo jawabanmu itu jelas semua pakar yang mendukung just war tidak setuju dengan gaya kamu, kan ? Hi Hi Hi.

Konsep kekerasan diijinkan sebagai alternatif terakhir dengan syarat tertentu dan pelakunya juga memiliki legalitas tertentu , berlaku sampaio dengan saat ini.
Lha karena itu saya ingin tanya dulu kepadamu.

Kekerasan hanya diijinkan sampai masa tertentu itu sampai kapan men urutmu ?

Kalo kamu pikir konsep just war hanya mengacu pada PL yah tentu saja kamu salah , lha emangnya gendeng apa pakar2 Alkitab cuma melihat PL saja. Hi Hi Hi. Just War itu disusun tentu sebagai sebuah pemikiran komprehensip terhadap isi Alkitan termasuk tentu juga mempertimbangkan dengan sangat perintah Yesus, maksudnya gimana, dsb. Sikonnya apa, dll.

Coba kamu jelaskan dulu deh : Apakah memang menurutku kekerasan itu bolehnya cuma ada di PL saja. Kalo nggak? Apa yang kamu maksud dengan masa tertentu itu?

Lha bagaimana kamu memandang kekerasan pada saat ini, meskipun kekerasan itu terpaksa dibutuhkan untuk mengatasi kejahatan, kekacauan masyarakat, dsb.

SAlam Saudara Jephman
GBU
Met Natal

16 12 2009
jephman

“Lha kalo jawabanmu itu jelas semua pakar yang mendukung just war tidak setuju dengan gaya kamu, kan ?”
>> Bisa ditunjukan pak dimana mereka menjawab tidak setujunya pak Love? Bisa ditunjukkan juga gaya bapak yg disetujui mereka itu yang gimana? 🙂

“Kekerasan hanya diijinkan sampai masa tertentu itu sampai kapan menurutmu ?”
>> Sudah saya bilang berkali2: selama masa tertentu Perjanjian Lama. Sudah saya tulis juga berkali kali : dari AWAL hukum Taurat dengan jelas menulis JANGAN MEMBUNUH, di Perjanjian Baru Yesus juga dengan jelas menyuruh umatnya untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan (Mat 5:28). Jadi diantara masa itu ada masa “diijinkan”nya berperang
Masih belum jelas pak?

“lha emangnya gendeng apa pakar2 Alkitab cuma melihat PL saja.”
>> Yang gendeng itu kalo ada yang mengira Yesus tidak pernah berfirman : “Kasihilah Musuhmu” dan Matius 5 : 28. 🙂

“Lha bagaimana kamu memandang kekerasan pada saat ini, meskipun kekerasan itu terpaksa dibutuhkan untuk mengatasi kejahatan, kekacauan masyarakat, dsb”

>> lho kok balik nanya? Bukannya dari kemarin dulu bapak sudah pintar menjelaskan panjang lebar mengenai JUSTWAR????

piye toh iki…????
hehehe 🙂

16 12 2009
lovepassword

@jephman tercinta : Maksudku tuh gini, kamu itu aslinya setuju sama just war atau pacivisme . Gitu lho …Hi Hi Hi…

Lha di jawaban terakhir kamu , kamu terkesan setuju dengan just war :

“Lha bagaimana kamu memandang kekerasan pada saat ini, meskipun kekerasan itu terpaksa dibutuhkan untuk mengatasi kejahatan, kekacauan masyarakat, dsb”

>> lho kok balik nanya? Bukannya dari kemarin dulu bapak sudah pintar menjelaskan panjang lebar mengenai JUSTWAR????

piye toh iki…????
hehehe 🙂
================================================

Tetapi pada sisi lain , kamu mengatakan bahwa kekerasan hanya diijinkan pada masa PL saja, sesuatu yang saya rasa justru bertentangan dengan konsep just war. Karena dalam konsep just war itu : Sampai sekarang pun kekerasan itu masih diijinkan , tentu saja sepanjang itu adalah alternatif terakhir , serta adanya legalitas pelakunya serta syarat2 tertentu yang ketat. Jadi saya tidak mengatakan disarankan lho yah tetapi dalam kasus tertentu memang diijinkan . Lha itu berlakunya yah sampai sekarang sampai seterusnya . Bukan cuma pada masa PL saja. Perintah Jangan membunuh itu juga diartikan sebagai upaya mencegah pembunuhan lebih2 mencegah dan mengatasi kekacauan masyarakat sehingga kalo memang terpaksa kekerasan juga akan dilakukan. Konsep just war itu yah memang gitu, jadi bukan ngomong kekerasan hanya diijinkan dalam PL. Sekarang kekerasan tidak diijinkan sama sekali.

Salam Mister Jephman
GBU
Met Natal.

16 12 2009
jephman

“Lha di jawaban terakhir kamu , kamu terkesan setuju dengan just war”
>> Waduh…jangan suudzon gitu dong pak….jangan ge’er dulu hehehe… saya tidak menolak bhw Justwar itu hasil pemikiran teolog. Tapi secara pribadi saya menolak kekerasan dan saya setuju dengan Alkitab. Begitchuuu pak Love yang mencintai diriku hehehe 🙂

“Tetapi pada sisi lain , kamu mengatakan bahwa kekerasan hanya diijinkan pada masa PL saja, sesuatu yang saya rasa justru bertentangan dengan konsep just war” blablabala…Lha itu berlakunya yah sampai sekarang sampai seterusnya…bla…bla…bla….Lha itu berlakunya yah sampai sekarang sampai seterusnya”

>> Begini pak. KEBINGUNGAN anda itu terjadi karena Pak Love tidak membedakan mana yang FIRMAN TUHAN di Alkitab, mana aturan tambahan khusus yang dibuat manusia (teolog/bapa gereja dalam kasus Just War). Pikiran bapak itu, bahasa jermannya: keukeuh, ngotot mau membuktikan bahwa Just War itu diidentikan persetujuan kekerasan dalam agama Kristen. Padahal sudah dijelaskan berkali2 itu tidak benar. Justwar itu aturan bikinan bapak gereja, tentu saja harus sesuai dengan Alkitab, MAKA DARI ITULAH SEBABNYA lahir justwar untuk menghadapi situasi kondisi tertentu (perang). Supaya perangpun masih punya nilai moral. Masih belum jelas pak?? Apa Alkitab menyetujui pembunuhan? TIDAK. Dari awal hukum Taurat sampai Yesus datang pun jawabannya tetap tidak. Ada masa dimana “diijinkan” berperang dan dengan jelas akibatnya ditulis juga. Dan ini bukan berarti pembunuhan itu diperbolehkan. Mau muter2 lagi? Lahirlah Justwar untuk mengatur perang seberadab mungkin. Masih belum jelas pak?

Cuapeeek dueeehh…hehehehheheh 🙂

Btw, pertanyaan saya ttg gaya saya yg gak disetujui para pakar belum dijawab lho pak. hehehehe

16 12 2009
lovepassword

http://www.ladangtuhan.com/komunitas/tuhan-trinitas/sebuah-tinjauan-terhadap-pacifism-dan-just-war-theory/

_http://www.rsanders.org/Martin%20Luther%20and%20Just%20War.htm

Agustinus menulis bahwa kekristenan sama sekali tidak meniadakan patriotisme, melainkan justru mengangkat semangat itu hingga kepada level sebagai ketaatan iman (religious obligation).**21 Berbeda dengan Tertullian, Agustinus yang hidup kurang lebih satu abad sesudahnya (354-430), dapat melihat patriotisme dalam bernegara sebagai bentuk ketaatan rohani adalah karena ia tidak mempertentangkan PL dan PB secara tajam. Ia melihat bahwa perang yang dilaksanakan oleh perintah Allah di PL harus dipandang di dalam konteks sebagai “just and righteous retribution” terhadap dosa bangsa tertentu, termasuk Israel. Baginya, perang yang didasarkan bukan pada motivasi kenikmatan terhadap kekerasan itu sendiri, tetapi karena ketaatan kepada Allah dan penghukuman terhadap pelaku kejahatan demi mencegah dosa yang lebih besar, merupakan “an act of love.”**22 Perintah agar kita “tidak membalas kejahatan dengan kejahatan” (Mat 5:39), menurutnya bukanlah larangan secara mutlak bagi perang itu sendiri, tetapi bagi kebencian (malice) yang merupakan bahaya sebenarnya di dalam hubungan antara sesama. Demikian pula perintah agar kita “memberikan pipi kiri jika pipi kanan ditampar” lebih ditujukan kepada motivasi kasih dan kesabaran, ketimbang perilaku secara harafiah. Dengan membedakan antara motivasi dan perbuatan, Agustinus sanggup mengatakan bahwa kasih tidak selalu bertentangan dengan penggunaan kekerasan, sebab, misalnya “when Moses killed sinners [di dalam perangnya dengan bangsa-bangsa lain] he was motivated by charity, not cruelty. Love for one’s enemies did not prevent a ‘benevolent severity’ toward them.
===============================================
Berangkat dari ayat-ayat PB seperti di atas, tradisi ‘pacifism’ dengan tegas menyatakan bahwa hukum perang di PL sudah tidak berlaku lagi. Tanpa terjebak kepada bidat Marcion yang memisahkan dan membedakan Allah di PL dari Allah PB, Tertullian, seorang bapa gereja abad ketiga, mengatakan bahwa berita yang Kristus sampaikan melalui Khotbah di Bukit, bila dibandingkan dengan hukum di PL merupakan penyingkapan maksud Allah sebenarnya, yaitu bahwa pembalasan dan murka adalah hak Allah. Panggilan utama hidup Kristen adalah untuk setiap saat siap sedia “memberikan pipi kiri jika pipi kanan kita ditampar” atau dengan kata lain, rela menderita bagi Kristus dalam situasi apa pun

=================================================

Kalo kamu mengatakan bahwa ayat2 perang hanya berlaku di PL saja kamu itu pacivis. Lha itu tentu boleh2 saja . Kan tidak merugikan orang lain. Dan pacivisme memang salah satu cabang pemikiran dalam gereja Protestan meskipun yang mendukung just war juga amat sangat banyak. Hi Hi Hi. Tetapi lihatlah masalah ini secara lebih seimbang . Intinya cuma itu saja.
Konsep just war juga didukung oleh bapa gereja baik Katholik maupun Protestan.

Lha sebelum kamu melakukan perbandingan agama yang salah sisi, seperti membandingkan antara paruh ayam dan kaki bebek, maka saranku sih kamu pelajari baik paruh ayam maupun paruh bebek, sehingga perbandingan yang kamu lakukan lebih komprehensip dan adil. Terimakasih

GBU
Salam

16 12 2009
lovepassword

Gini yah Saudara Jephman : Just War itu bukan aturan tambahan. Just War sebagaimana pacivisme adalah penafsiran terhadap isi Alkitab. Jadi itu bukan nambah-nambahi sifatnya tetapi menafsirkan. Lha ada baiknya kamu membaca pola pikir masing2 pihak2 baik yang setuju dengan just war maupun paciviisme.

Tetapi kamu jelas salah point kalo mengatakan bahwa just war itu aturan tambahan. He he he. Just war dan pacivisme itu adalah hasil penafsirkan para pakar Alkitab yang terkait dengan bagaimana memandang kekerasan menurut isi Alkitab.

Lha tafsir soal ini kalo dalam Protestan memang beraneka ragam, kalo Katholik jelas mendukung just war, tetapi tidak tepat jika kamu mengatakan bahwa just war adalah tambahan atas isi Alkitab. Just war itu adalah sebuah konsep hasil penafsirkan isi Alkitab. Ocreee…yah ? Lha sebagai sebuah tafsir atau konsep dari penalaran atas isi Alkitab posisinya sama dengan pacivisme.

Lha aku melengkapi tulisan kamu pada sisi itu yang tidak kamu bahas 😀

SALAM
GBU

16 12 2009
jephman

Wah terserah pak. Mau pakai istilah tafsiran kek, mau pakai konsep hasil pemikiran kek, hasil penalaran kek…terserah bapak maunya apa.

Tapi ITU BUKAN FIRMAN TUHAN. ITU BUKAN ALKITAB

Bisa membedakan sekarang pak?

16 12 2009
jephman

“Berangkat dari ayat-ayat PB seperti di atas, tradisi ‘pacifism’ dengan tegas menyatakan bahwa hukum perang di PL sudah tidak berlaku lagi. Tanpa terjebak kepada bidat Marcion yang memisahkan dan membedakan Allah di PL dari Allah PB, Tertullian, seorang bapa gereja abad ketiga, mengatakan bahwa berita yang Kristus sampaikan melalui Khotbah di Bukit, bila dibandingkan dengan hukum di PL merupakan penyingkapan maksud Allah sebenarnya, yaitu bahwa pembalasan dan murka adalah hak Allah. Panggilan utama hidup Kristen adalah untuk setiap saat siap sedia “memberikan pipi kiri jika pipi kanan kita ditampar” atau dengan kata lain, rela menderita bagi Kristus dalam situasi apa pun”
>> Terus masalahnya dimana pak? 🙂

“Kalo kamu mengatakan bahwa ayat2 perang hanya berlaku di PL saja kamu itu pacivis. Lha itu tentu boleh2 saja . Kan tidak merugikan orang lain. Dan pacivisme memang salah satu cabang pemikiran dalam gereja Protestan meskipun yang mendukung just war juga amat sangat banyak. Hi Hi Hi. Tetapi lihatlah masalah ini secara lebih seimbang . Intinya cuma itu saja. Konsep just war juga didukung oleh bapa gereja baik Katholik maupun Protestan.”
>> Didukung itu bukan berarti mereka mengedepankan kekerasan pak. Justwar itu jalan tengah terbaik apabila perang tidak bisa dihindari. Jelas bertentangan dengan “jangan membunuh” dan “Kasihilan Musuhmu” dll. Masalah Pasifis atau bukan, tidak mengubah hukum Taurat dan Firman Yesus itu. Mengerti pak?

Daripada saya mengikuti bapak memikirkan mana paruh dan kaki bebek (yang mana pasti rumit banget tuh pak), mending saya usulkan bapak agar bisa membedakan, mana Firman Tuhan dalam Alkitab, mana hasil pemikiran Teolog.

Itu lebih mudah pak daripada ilmu biologi unggas yang menjadi penelitian bapak itu.

🙂

16 12 2009
lovepassword

Tapi secara pribadi saya menolak kekerasan dan saya setuju dengan Alkitab. Begitchuuu pak Love yang mencintai diriku hehehe 🙂

===> Konsepnya itu bukannya gitu seakan kamu ngomong just war bertentangan dengan Alkitab. 🙂 Tetapi intinya itu bagaimana mengartikan kekerasan menurut Alkitab. Lha kalo kamu mengatakan menolak kekerasan ( kita sedang membahas just war yah) dengan alasan kamu setuju Alkitab. Pendukungnya just war, Luther, Agustinus cs bisa mringis terharu kalo kamu anggap mereka bertentangan dengan Alkitab. He He he

Intinya memang dua sisi itu , dua cara menafsirkan itu ada di dalam Kristen Protestan. Lha kalopun kamu memang lebih pro pacivisme ya nggak papa, tapi jangan nyamber-nyamber ke yang lain. Hi Hi Hi. Cuma itu saja sih. Mengapa jangan ? Karena kalo kebanyakan nyamber bisa saja tanpa sadar kamu nembaki teman2 kamu sendiri. Di dalam konsep just war itu kekerasan andaikata diperlukan yah memang masih diperbolehkan sampai detik ini. Lha itu Alkitabiah setidaknya menurut Agustinus, Aguinas, Luther dan banyak bapa gereja.

Gicu yah saudara jephman yang mencintai diriku 🙂

GBU
SALAM

16 12 2009
lovepassword

Ya amplop, kamu itu baik tapi kadang agak fundamentalis juga yah..He he he

Yang kamu lakukan dengan paham pacivisme mu itu juga bagian dari cara menafsirkan Alkitab.

Tapi ITU BUKAN FIRMAN TUHAN. ITU BUKAN ALKITAB ===> Bukannya gitu Mister Jephman. Yang kamu tulis itu tafsir Alkitab , khususnya pacivisme. Lha just war itu juga tafsir Alkitab.

Kalo kamu mengatakan itu bukan Alkitab, ya tulisanmu dan tulisan Paijo juga bukan Alkitab. Tetapi jelas bahwa baik pendapatmu yang terpengaruh dengan pacivisme serta konsep just war, posisinya adalah tafsir Alkitab. Gicu yah…Paham bro…?

Salam
GBU

16 12 2009
lovepassword

Ha Ha Ha. whaduh gaya nylekit kamu kadang malah membuat aku geli sendiri. Hi Hi Hi…
===============================================
Daripada saya mengikuti bapak memikirkan mana paruh dan kaki bebek (yang mana pasti rumit banget tuh pak), mending saya usulkan bapak agar bisa membedakan, mana Firman Tuhan dalam Alkitab, mana hasil pemikiran Teolog.

Itu lebih mudah pak daripada ilmu biologi unggas yang menjadi penelitian bapak itu.

—-> 🙂 Hi Hi Hi, seneng hatiku melihat gayamu nyamber aku. 🙂

===> Oke , tak turuti idemu deh ya… Siplah

Sekali lagi masalahnya itu bukan mana Alkitab dan mana teolog ? Masak iya isi Alkitab kamu benturkan dengan penafsir Alkitab
Intinya itu ada perbedaan pendapat di dalam menafsirkan Alkitab. Intinya di situ. Lha just war dan pacivisme posisinya ya sama-sama tafsir. 🙂

Oke contoh :

1> Ada ayat2 perang dalam Ulangan atau PL lah secara umum yah ? nggak usah tak sebutkan ayatnya ya ? yah entar dikira nyamber lagi.

Lha yang pro pacivisme semacam kamu mengatakan : Bahwa kekerasan semacam itu hanya diijinkan pada masa PL saja . Yang pro just war : Lha ayat semacam itu tentu juga masih berlaku sampai sekarang tetapi tentu ada aturan mainnya. Ketika Musa membunuh(berperang) itu bukan membunuh karena kebencian. Lagian jelas
bahwa memang Allah memerintahkan perang

2> Ada ayat2 dalam PB : Kalo ditampar pipi kiri berikan pipi kanan

Yang pro pacivisme : Ayat ini membuktikan bahwa kekerasan tidak boleh sama sekali
Yang pro just war : Kamu bisa baca kan pendapatnya Agustinus :ayat itu bukanlah larangan secara mutlak bagi perang itu sendiri, tetapi bagi kebencian (malice) yang merupakan bahaya sebenarnya di dalam hubungan antara sesama. Demikian pula perintah agar kita “memberikan pipi kiri jika pipi kanan ditampar” lebih ditujukan kepada motivasi kasih dan kesabaran, ketimbang perilaku secara harafiah

3> Ada ayat lain, misalnya dalam Roma 13: 4 : Pemerintah adalah hamba Allah yang berhak memegang pedang sebagai wakil Allah
Yang pro pacivisme : Ayat ini tidak bisa menjadi dasar digunakannya kekerasan
Yang pro just war : Ayat ini menjadi dasar bahwa kekerasan andaikata diperlukan boleh saja dilakukan dan ini senada dengan ayat2 dalam PL, tentu harus ada aturannya, pelakunya harus legal dsb.

===============================================

Kamu bisa lihat di sini kan Saudara Jephman. Yang kamu lakukan dan yang saya lakukan itu sama-sama menafsirkan.

Yang dilakukan oleh Martin Luther dan Agustinus serta yang dilakukan oleh Tertulian juga sama-sama menafsirkan.

Pendukung just war dan pacivisme sama-sama menafsirkan isi Alkitab. Jadi posisi menjadi tidak tepat jika kamu katakan para teolog menambahi aturan sendiri.

Oh itu bukan masalah tambahan aturan. Itu terkait bagaimana cara menafsirkan. Lha tafsir ini memang kalo dalam Kristen Protestan lebih dinamis dan kadangkala saling berbeda-beda. Kalo Katholik lebih seragam dan biasanya lebih pro just war.

Jadi intinya bukan pada pertanyaan Mana Firman Tuhan dan Mana Pemikiran Teolog .

Kedua-dua paham atau konsep ini sama2 pemikiran teolog tetapi tentu dasarnya adalah penafsiran mereka akan isi Alkitab.

Paham bro?

Salam
GBU

16 12 2009
jephman

“Konsepnya itu bukannya gitu seakan kamu ngomong just war bertentangan dengan Alkitab. 🙂 Tetapi intinya itu bagaimana mengartikan kekerasan menurut Alkitab. Lha kalo kamu mengatakan menolak kekerasan ( kita sedang membahas just war yah) dengan alasan kamu setuju Alkitab. Pendukungnya just war, Luther, Agustinus cs bisa mringis terharu kalo kamu anggap mereka bertentangan dengan Alkitab.”
>> Waduh. Yang meringgis itu kalo mereka membaca tulisan bapak. Seakan2 mereka menyetujui kekerasan dan saya bertentangan dgn mereka. Mereka membuat Justwar, sudah tentu (dan sudah bapak tulis juga) itu pilihan terakhir jika perang harus dihadapi, BUKAN MENYARANKAN PERANG.

“Intinya memang dua sisi itu , dua cara menafsirkan itu ada di dalam Kristen Protestan. Lha kalopun kamu memang lebih pro pacivisme ya nggak papa, tapi jangan nyamber-nyamber ke yang lain. Hi Hi Hi. Cuma itu saja sih. Mengapa jangan ? Karena kalo kebanyakan nyamber bisa saja tanpa sadar kamu nembaki teman2 kamu sendiri. Di dalam konsep just war itu kekerasan andaikata diperlukan yah memang masih diperbolehkan sampai detik ini. Lha itu Alkitabiah setidaknya menurut Agustinus, Aguinas, Luther dan banyak bapa gereja”
>> Hmmm…. setahu saya yang nembak-nembak itu bapak yang ngotot Justwar itu artinya sama dengan persetujuan utk kekerasan dalam Kekristenan. Manakala bapak sendiri ribut2 tentang sikon, justru Justwar ITULAH jawaban atas sikon. Masalah nembak teman sendiri, siapa pula yg menyangkal Taurat tidak pernah menyatakan “Jangan Membunuh” dan Yesus menyuruh “Kasihilah Musuhmu”?? Masalah ini pacifisme atau bukan, tidak mengubah bahwa hasil pemikiran teolog didalam Justwar, bukanlah untuk menentang (atau dipertentangkan oleh pak Love) Firman Tuhan itu. Spt yg saya sudah berkali-kali saya bilang: Justwar itu untuk menjawab situasi tertentu bila perang tidak bisa dihindari. Ini berbeda dengan pemikiran yang mengajak proaktif untuk menggorok leher lawan dan memotong ujung jari kafir kalau melawan. Kalau ini dinilai nyamber2, lha mau gimana, memang pembahasan awalnya dalam lingkup nyamber2 tuh.

Begitchu juga pak love?

Jadi sudah boleh diambil kesimpulan nih pak?

🙂

16 12 2009
jephman

Pak Love, mau pacifisme mau bukan, itu kan bukan masalah. Bukankah Bapak sendiri bilang kalau itu bukan masalah? Hanya karena saya bilang kekerasan “disetujui” sepanjang masa tertentu dalam Alkitab, lantas menjadi masalah ?

Jelas2 Alkitab menulis “Jangan Membunuh” ya membunuh itu dilarang. Ini bukan penafsiran dan memang tidak perlu penafsiran. Ini ARTI SEBENARNYA.

“Kalo kamu mengatakan itu bukan Alkitab, ya tulisanmu dan tulisan Paijo juga bukan Alkitab.”
>> Ya iyalaaaaahh hehehe 🙂

“tetapi jelas bahwa baik pendapatmu yang terpengaruh dengan pacivisme serta konsep just war, posisinya adalah tafsir Alkitab.”
>> Mau dibilang terpengaruh, mau dibilang memang pasifis terserah pak Love. Yang jelas kalau dibilang “Jangan Membunuh” ya jangan membunuh. Tidak lebih dan tidak kurang.

Paham ma men?

16 12 2009
jephman

Pak love,
Yang membenturkan isi Alkitab dengan penafsir Alkitab itu siapa pak? Yang bilang saya pendukung pasifisme itu kan bapak toh? 😛
Masalah Pasifis berpandangan kekerasan tidak boleh sama sekali itu urusan mereka pak dan ini tidak masalah toh? Saya bilang saya setuju dengan Alkitab yang jelas melarang saya menggunakan kekerasan. Kalau saya ditempatkan jadi tentara misalnya, tentu konsep Justwar jadi pegangan saya. Siapa pula yg berkata mereka yg mendukung Justwar salah ? 🙂 Sepertinya bapak sendiri yg punya masalah membentur-benturkan sesuatu WAKAKAK 🙂 Yang mempertentangkan disini cuma bapak doang pak Love yang baik. Sementara Alkitab tetap mengatakan “Jangan Membunuh”. Dan yg pro Justwar melakukan apa yg mesti lakukan, untuk menjawab sikon yg dihadapi umat.

Makanya pak, baca dahulu pak tulisan orang….hehehehe

“Jadi intinya bukan pada pertanyaan Mana Firman Tuhan dan Mana Pemikiran Teolog . Kedua-dua paham atau konsep ini sama2 pemikiran teolog tetapi tentu dasarnya adalah penafsiran mereka akan isi Alkitab.”
>> Ah itukan pendapat bapak. Terserah sih kalau mau berpendapat seperti itu. Masa mau ngotot membentur-benturkan yg jelas-jelas masalah sayap dan congor bebek WAKAKAK 🙂

16 12 2009
rodrymikhael

saya sih ketawa aja lihat postingan2nya si l*v*p*ssw*rd..banyak yang ngga nyambung dan ngeles…buat bang jephman, semoga sabar menghadapi yang seperti ini.. syalom

16 12 2009
lovepassword

@Saudara Jephman yang mencintai diriku :

Jadi kamu itu setengah mendukung just war setengah mendukung pacivisme. Hi Hi Hi. Atau malah nggak urusan sama just war maupun pacivisme karena berpegang pada tafsir kamu sendiri ? 🙂

Iya deh…Saya kan sudah mengemukakan pendapat. Dan saya rasa walaupun tidak semuanya dan bisa saja tidak semua point kamu setujui tetapi minimal kamu telah menangkap maksud saya kan ? Kamu juga pasti saat ini tentu akan mempelajari tafsir , membandingkan just war lebih baik lagi

Oke Mister Jephman, sip markusip lah . Kamu telah menjawab dengan sangat baik…Dan seperti saran Konfusius yang diposting oleh Mas Lambang di blognya Islam Abangan http://islamabangan.wordpress.com/2009/12/16/confusius-dan-muridnya/ , ada kalanya kita harus mundur untuk kebaikan bersama.
Tidak baik jika saya merusak kemeriahan malam Natal kalian kan ? 🙂

Salam Saudara Jephman tercinta
Selamat Natal

Biar kukutip ulang kata2 Raden Mas Haniifa PG buat kalian :
May Allah bless you & fill your life with peace

Tuhan Memberkati

Mohon maaf atas segala kekurangan.
See You

16 12 2009
lovepassword

@Saudara jephman :Waduh. Yang meringgis itu kalo mereka membaca tulisan bapak. Seakan2 mereka menyetujui kekerasan dan saya bertentangan dgn mereka. Mereka membuat Justwar, sudah tentu (dan sudah bapak tulis juga) itu pilihan terakhir jika perang harus dihadapi, BUKAN MENYARANKAN PERANG ===>

Saya kan juga nggak pernah bilang ust war itu menyarankan perang, tetapi mengijinkan bila memang sikonnya tidak ada pilihan lain dan aturan mainnya ketat.
Tetapi kalo sudut pandangnya adalah masalah bagaimana memandang kekerasan dalam PL. Memang saya rasa harus kita lihat bahwa dua kubu ini berbeda pendapat.
Pro Pacivisme berkata bahwa kekerasan hanya berhenti sampai di PL
Lha pihak yang pro just war tidak menganggap bahwa perintah kekerasan di PL bisa anulir begitu saja .

Mereka , Agustinus , Luther dll tentu tidak menyarankan tetapi dalam kasus dan batasan tertentu mengijinkan adanya kekerasan dengan dasar2 Alkitab yang mereka pelajari dan tafsirkan .

Saya setuju : Just war tentu saja memang bukan untuk menentang Alkitab, tetapi just war adalah salah satu cara menafsirkan Alkitab terutama kaitannya dengan salah satu topik yaitu kekerasan. Jadi tentu saja ssaya sepakat denganmu bahwa konsep just war itu tidak dimaksudkan untuk menentang Alkitab.

Lha kalo ini bisa kita tarik sebagai kesimpulan tentu saja itu bagus.

Selamat Natal Mister Jephman
GBU

SALAM

17 12 2009
jephman

Pak Love Password yang baik,

Masalah utama bapak adalah keberanian mengemukakan pendapat. Bapak takut mengatakan point utama bapak secara tegas, entah karena takut salah, atau memang tidak tahu, atau memang takut ketahuan maksud sebenarnya, saya gak tahu. Tapi jelas sakali bapak mau menggiring pendapat orang, kearah yg bapak mau tapi sebisa mungkin itu bukan dari hasil pendapat bapak. Walhasil bapak menggunakan berbagai cara, termasuk main comot pendapat teolog Kristen agar sesuai pendapat bapak.

“Mereka , Agustinus , Luther dll tentu tidak menyarankan tetapi dalam kasus dan batasan tertentu mengijinkan adanya kekerasan dengan dasar2 Alkitab yang mereka pelajari dan tafsirkan.”
>>Tidak ada yang menyangkal Juswar itu bikinan teolog Kristen, Pak Love.
Tapi tidak ada juga yang menyangkal Yesus menentang perang : “Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.” Mat 26:52. Ini berbeda dengan agama penyempurna itu kan?

“Saya setuju : Just war tentu saja memang bukan untuk menentang Alkitab, tetapi just war adalah salah satu cara menafsirkan Alkitab terutama kaitannya dengan salah satu topik yaitu kekerasan. Jadi tentu saja ssaya sepakat denganmu bahwa konsep just war itu tidak dimaksudkan untuk menentang Alkitab.”
>>>Bapak juga tidak bisa mengubah HUKUM. Yang namanya Alkitab, tentu saja berbeda level dengan tafsiran manapun. Dia tidak bisa tergantikan, tidak bisa juga disamakan. Meminjam analogi bapak yg lucu itu, yg namanya sayap dan paruh bebek, ya memang sayap dan paruh bebek. Tidak bisa dibilang sebagai bebek. Sumpit itu alat makan pak, bukan tusuk gigi hehehehe 🙂

“Memang saya rasa harus kita lihat bahwa dua kubu ini berbeda pendapat.”
>> Masalah kedua bapak, Pak Love tidak bisa melihat bahwa mereka yg pro Juswar, dan Pasifisme bukanlah kedua kubu yang berbeda pendapat. Saya melihat Pasifisme hanya lebih ekstrim ke kanan, sedangkan Pro Juswar berada ditengah-tengah mencari jawaban PRAKTIS masalah yg dihadapi umatnya. Jadi bukan mengambil posisi berlawanan ekstrim kiri. Kenapa begitu? Lihat saja apa yg dikatakan Hukum Taurat dan Yesus tentang pembunuhan, perang dan membalas kejahatan dengan kebaikan.

Terima kasih pak Love atas kehadirannya,
Saya senang pak Love sering berdiskusi disini, karena memberikan contoh yang baik on the spot bagaimana menghadapi orang seperti bapak. 🙂
Saya juga bukanlah lawan bicara yang baik, tapi minimal saudara-saudara saya seiman disini bisa melihat langsung bagaimana Alkitab itu diserang dari sana sini, ditarik, diulur dan di sembur2 bahkan di analogikan sebagai kaki dan congor bebek, tidaklah mengubah apapun.

Sekali lagi Terima Kasih Pak Love!
Salam!

17 12 2009
Fitri

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Ilah itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagi mu. Sesungguhnya Allah Ilah Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.

Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.

Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebahagian dari kurnia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperolehi bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripada Allah.” Surah An nisaa’ : Ayat 170 – 173

17 12 2009
jephman

wah kumat lagi ibu ini 😛

17 12 2009
lovepassword

Point omonganku apa yang mau aku sampaikan kurang jelas yah ? Padahal perasaan sudah kuulang-ulang lho yah :

1> Kalo kita membandingkan dua hal maka kita akan menemukan ada sisi yang sama dan tentu ada sisi yang berbeda. Begitu juga dalam perbandingan agama
2> Masalah dalam membandingkan agama atau apapun umumnya terjadi karena yang dibandingkan adalah dua point yang tidak setara, sesuatu yang kuibaratkan seperti membandingkan antara paruh bebek dengan kaki ayam. Plus sebagian juga karena memang standard ganda kan …
3> Kalo yang kita bicarakan adalah point kekerasan , Bagaimana kita semestinya memandang kekerasan itu dalam agama ? Bagi saya pribadi kekerasan di dalam agama /Kitab Suci harus dilihat konteksnya , sikonnya dsb.
Lha kalo sikonnya sama kemudian nuansa kekerasannya sama , maka saya rasa cukup normal jika saya berpikir itu karena kemiripan sikon.
4> Lalu posisi kekerasan itu didalam agama harus dilihat bagaimana ? Kekerasan itu berada dalam domain sistem , tidak bisa semua orang seenak udel dengan mengatas namakan keadilan atau apapapun berhak melakukan kekerasan. Kalo itu yang terjadi maka endingnya adalah anarki, kekacauan masyarakat. Jadi yang berhak melakukan kekerasan itu siapa ? Ya aparat negara sesuai dengan aturan hukum yang berlaku

Itu saja intinya…
Salam
GBU

17 12 2009
jephman

Hmm…mungkin karena pak Love hanya menunjuk kepada point “tuh Alkitabmu menyetujui kekerasan” dan terus mengulang2: “Tuh teologmu juga menyetujui kekerasan” saya tidak melihat PERBANDINGAN dengan POINT SETARA yang dimaksud. 🙂

Ini juga jadi tambahan catatan buat pak Love:
Cobalah mengemukakan pendapat dari kedua sisi, dan tidak hanya melulu menunjuk ke satu sisi, cobalah menunjuk sisi lainnya. Supaya orang tidak salah menangkap maksud pak Love saja. Itu saja masukan buat bapak.

Salam!

17 12 2009
lovepassword

Bukannya gitu, satu sisi kan sudah kamu tulis. Lha aku menuliskan sisi yang tidak kamu tulis. Gitu lho 😉

SALAM
GBU

22 12 2009
barakuda

@ all orang kristen: yg ada itu agama kalian itu gak jelas arahnya dan abu2. agama kalian itu sudah banyak dirubah2 oleh para pemimpin gereja masing2. masa’ gerejanya orang batak dan non batak itu dibedakan??? masa’ kalian orang kristen itu agamanya juga terpengaruh oleh adat iatiadat??

22 12 2009
murid Jesus Christ

Salam Natal , peace !

22 12 2009
Gala_ren

@ all orang kristen: yg ada itu agama kalian itu gak jelas arahnya dan abu2. agama kalian itu sudah banyak dirubah2 oleh para pemimpin gereja masing2.

>>sekali lagi..
jadi menurut anda..agama apalah yang jelas arahnya dan tidak abu2??mohon petunjuk..
bisa anda rekomendasikan agama apa itu..??

masa’ gerejanya orang batak dan non batak itu dibedakan???

>>masak sih??bedanya dimana??tlng dijelaskan..

26 08 2010
lando

Tuhan orang kristen dan orang muslim berbeda, Tuhannya orang kristen memang berkuasa tetapi Dia terbatas dalam pengertian Tuhan hanya bisa melakukan segala sesuatu bukan menurut kehendak manusia tapi kehendaknya sendiri yaitu sesuai dengan sifat-Nya, oleh karena itu tidak mungkin Allah yang kudus itu melakukan dosa. kalo memang anda berkata Tuhan itu bisa melakukan segala sesuatu itu menurut pendapat anda berarti Tuhan juga suka melakukan dosa donk….jadi sekali lagi Allah yang di sembah oleh orang muslim dan orang kristen tuh berbedah jauh…….dan Tuhan orang kristen itu memiliki wujud sekalipun dia Allah tapi mengambil rupa sebagai manusia…..yaitu dalam isah almasih………kalo memang Tuhan tidak memiliki wujud kenapa dia harus menciptkan anda sesuai dengan rupa dan gambar-Nya…..?

28 08 2010
martogu silalahi

nggak ada kerjaan ya

28 08 2010
lovepassword

Omongan kayak gini di forum Islam ya gak ada harganya, di forum Kristen ya gak ada nilainya di forum ateis pun ya jadi tertawaan. Kasian dikau hik hiks ^_^

23 07 2013
logika

ketika tuhan datang ke satu tempat untuk dakwah,siapa yg urus alam semesta n isinya diluar sana apa anak yg dakwah bapa yg jaga

13 10 2013
gokil

sudah gak asli tuh

2 04 2014
Hidayat. F

” contoh tapi nyata dalam kehidupan yang kita alami, semua manusia didunia yang mau berfikir akan mengatakan dan ber Ikrar bahwa, Tiada Tuhan selain Allah. yang telah menciptakan alam semesta langit dan bumi serta isinya sampai sekecil apaun Allah mengetahui, Kata hati sekecil apaun yg tersembunyi tidak pernah Bohong dan Allah Maha Tahu. Setiap pergantian Presiden atau Raja setiap Negara, rakyatnya wajib mengikuti aturan / sistem yg berlaku dinegara tersebut ( aturan manusia untuk manusia ).
Tiada Tuhan selain Allah Subahannaullah yang wajib kita sembah, manusia hanya diberi sedikit ilmu dari Allah, Sejarah kehidupan Manusia terus berlangsung sampai hari Akhir( kiamat ) Pergantian Nabi dan Rasul untuk keselamatan umat sesuai jamannya begitu pula Al kitab. dan yang terakhir diturunkan oleh Allah adalah Al Kitab Al’ Quran dan Manusia sebagai Nabi/Rasul terakhir Muhammad, Jadi Kita sebagai Mahkluk Manusia wajib mengikuti aturan dan sistem yang tercantum dalam Al Quran dan petunjuk dari Nabi dan Rasul kita Muhammad, jadi jangan ikuti nabi sebelumnya karena sekarang jamannya Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Rasulluloh yang harus kita ikuti. ( Jamannya SBY, masak kita harus ikuti jamannya presiden sebelumnya. ) kebanyakan manusia polo fikirnya hanya ikut-ikutan.

6 04 2014
Aiseh

hanya nabi palsu, sudah diingatkan Kristus, 2000 th silam. Terbuktikan?

12 09 2014
Ister

Yang bilang Tuhan Yesus nggak pernah mengaku Tuhan, silahkan baca Alkitab dulu. Yohanes 13 :13 “Akulah Tuhan dan guru’

28 11 2015
Budi Santoso

Dengan menyebut nama ALLAh
Katakanlah,”Dia Allah Maha Esa”.
Allah tempat bergantung segala sesuatu
Dia tidak beranak dan tidak diperanakan
Dan Tidak ada sesuatupun yang menyamai satu orang pun.

28 11 2015
Budi Santoso

Bangsa Israel sendiri menolak ilah lain kecuali Allah yang benar (lihat Keluaran 20:3). Mereka mengaku “TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Ulangan 6:4)

7 03 2016
kembaren liang melaas

Mengapa anda menyebut-nyebut “muslim” di blog anda . Anda keluarkan semua daya upaya anda untuk menjawab pertanyaan muslim. Anda kurang belajar. Anda menganggap islam itu ada (di sinilah kekeliruan anda). Bagi pembaca Alkitab dan kristen yang setia sudah jelas dan pasti menganggap islam itu tidak ada. Apakah di buku suci anda ada tertulis bahwa agama islam bakal datang? Setelah Yesus bakal muncul lagi nabi ? Malah setelah Yesus bakal muncul nabi ….. di blog ini anda cukup berpikir dan anda pintar. Tapi apakah ” ANDA PIKIR ANDA PINTAR ? “

7 03 2016
kembaren liang melaas

Bagi umat kristen yang mau berdebat dengan islam dan mau menjawab pertanyaan islam, itu berarti umat kristen yang guoblok. Sebab di buku suci kristen , islam samasekali tidak ADA. Benang merahnya pun tidak ada , kecuali kalau bukan gara-gara si ismail tukang panah itu. Kalau anda dibacok islam, mau apa anda ? Sebab darah anda sangat halal karena anda adalah kafir. Paling anda bilang ” kalau dibacoknya leher kiri , berikan leher kanan sekalian ” . Jangan ! Anda harus cerdik seperti ular, jujur seperti merpati. Jadi stop perdebatan ! Ngapain berdebat dengan TIDAK ADA ? Jalin saja hubungan baik. Apapun katanya , iyakan saja sudah.

22 07 2020
Lea

Jadi sebenernya mengapa banyak orang kristen tidak menjalankan perintah dan ketetapan yg tertulis di perjanjian lama? Kan perjanjian baru itu untuk menggenapi bukan menghapus??

Tinggalkan komentar